31 Mar 2011

Terus Terdesak, AS Terjunkan CIA Bantu Pasukan Oposisi?

ImageKeberhasilan pasukan militer loyalis Muammar Khadafi merebut kota-kota di timur Libya yang dikuasai pemberontak dan memukul mundur pasukan oposisi. Pasukan Khadafi tampak telah menyesuaikan diri dan menyusun kekuatan, walaupun serangan udara pasukan koalisi terus membombardir dan berusaha menggulingkan Khadafi.


Seperti dikutip dari AP News, salah seorang pejabat Amerika Serikat mengungkapkan pasukan Khadafi mulai menggunakan kendaraan biasa dan tidak lagi menggunakan tank. Ini menyebabkan pasukan koalisi sulit membedakan pasukan Khadafi dengan pasukan oposisi ataupun kendaraan sipil.


Amerika Serikat dikabarkan frustrasi dengan keadaan ini. Apalagi peran militer Amerika di Libya saat ini mulai dibatasi dan kepemimpinan telah diambil alih oleh NATO mulai Rabu kemarin.


Keadaan ini menyebabkan AS menggunakan badan intelijennya, Central Intelligence Agency (CIA), untuk membantu pasukan oposisi melawan Khadafi. "Kami akan menggunakan bantuan intelijen, dan kami sudah memiliki kontak dengan oposisi," kata salah seorang sumber, seperti dikutip dari CNN.


Tapi kabar ini kemudian dibantah oleh Gedung Putih. "Belum ada kebijakan yang dibuat untuk membantu persenjataan kepada oposisi atau kelompok mana pun di Libya," kata juru bicara Gedung Putih, Jay Carney.


Sementara itu, pasukan oposisi mengaku penarikan mundur pasukan sebagai bagian dari strategi yang mereka jalankan. Kolonel Ahmad Bani dari pasukan oposisi mengatakan pasukannya memberi kesempatan kepada pasukan koalisi untuk lebih gencar melakukan serangan udara.


Pasukan oposisi memang terus kehilangan sejumlah kota yang sebelumnya telah dikuasai. Selain melepas Bin Jawad, oposisi juga kehilangan Ras Lanuf dan Brega yang kini jatuh ke tangan pasukan Khadafi. Ajdabiya, di sebelah timur Brega, kini menjadi basis pertahanan mereka. (vivanews)