2 Mar 2011

AS Tolak Permintaan Pakistan Barter Raymond Davis

ImagePemerintah AS menolak usulan pakistan yang mengajukan permohonan penukaran tahanan antara kontraktror CIA warga amerika yang menjadi tersangka pembunuhan dua warga pakistan, Raymond Davis, dengan seorang staf ahli pakistan Aafia Siddiqui, yang dicurigai intelijen AS sebagai seorang anggota al Qaeda dan penjara di Afganistan, menjalani masa hukuman 86 tahun kurungan karena upaya pembunuhan.


Menurut keterangan seorang pejabat senior AS dan seorang pejabat Pakistan yang turut terlibat dalam proses negosiasi pembebasan Davis, pemerintah Pakistan mengajukan penukaran warga Amerika itu dengan Aafia, namun pemerintah AS langsung menolak tawaran tersebut.


"Pakistan sudah mengungkapkannya. Kami tidak akan melakukannya," kata pejabat AS tersebut seperti dikutip ABC News.


Proposal tersebut merupakan upaya terbaru dari serangkaian upaya untuk memecah kebuntuan antara Washington dan Islamabad terkait masalah Davis, yang ditahan aparat Pakistan sejak akhir Januari lalu karena menembak mati dua pria Pakistan dengan dalih "membela diri."


Aafia dijatuhi hukuman karena berusaha menembak para agen FBI dan personel militer AS di kantor polisi Afghanistan pada tahun 2008.


Siddiqui membantah semua tudingan yang diarahkan kepadanya dan ia bersikeras telah dijebak, dipenjara, dan disiksa para agen AS di Pakistan dan Afghanistan.


Pada tahun 2004, Direktur FBI Robert Mueller menyebut Aafia seorang "anggota dan fasilitator al Qaeda."


FBI mengeluarkan peringatan global mengenai Aafia dan suami pertamanya di tahun 2003 lalu karena dicurigai punya keterkaitan dengan al-Qaeda.


Aafia kemudian menikah lagi dengan seorang anggota al Qaeda yang merupakan keponakan dari Khalid Sheikh Mohammed yang saat ini ditahan di Teluk Guantanamo, Kuba, karena tudingan keterkaitan dengan 9/11.


Menurut pejabat Pakistan tersebut, pemerintah Pakistan meminta Aafia dikirim ke Pakistan untuk menjalani sisa masa hukumannya di dalam penjara atau tahanan rumah.


Para sumber mengatakan, pemerintah AS langsung memperjelas sikapnya kepada Pakistan bahwa mereka tidak akan mempertimbangkan kemungkinan pertukaran Aafia dengan Davis.


Tapi, masih ada harapan tercapai penyelesaian meski agaknya upaya menemui jalan buntu.


Para pejabat Pakistan di Lahore dan Islamabad mengatakan bahwa pembebasan Davis hanya "masalah waktu" dan pemerintah Pakistan menunggu amarah publik mereda terlebih dahulu sebelum membebaskan Davis.


Seorang pejabat Pakistan mengatakan bahwa salah satu kemungkinan hasil akhirnya adalah pemerintah AS membayar santunan kepada keluarga korban yang berdasarkan hukum Pakistan bisa memberikan maaf kepada Davis jika diminta.


Pertengahan Februari lalu, Menteri Hukum, Keadilan, dan Parlemen Babar Awan mengatakan bahwa Pakistan akan meminta AS membebaskan Aafia Siddiqui jika Washington bersikeras meminta Raymond Davis bebas.


"Kami akan meminta Aafia Siddiqui dibebaskan jika Amerika meminta Raymond Davis dibebaskan," kata menteri tersebut kepada wartawan seperti dilaporkan Press TV.


"Jika AS meminta Raymond Davis dibebaskan, maka Pakistan juga berhak meminta Aafia Siddiqui dibebaskan," kata Awan.


 


suaramedia