Cara Korea Utara Doktrin Warganya. Pemimpin Korea Utara dianggap bak manusia setengah dewa oleh rakyatnya. Kondisi ini tidak terlepas dari upaya keras rezim mencuci otak rakyatnya dengan doktrin-doktrin yang didengungkan sedari mereka kecil.
Laporan PBB menunjukkan dengan gamblang praktik ini. Telegraph mencatat, propaganda dan doktrin diterapkan dengan ketat, jika dilanggar maka hukuman mati atau mendekam di kamp kerja paksa menanti.
Salah satu cara mencuci otak warga adalah meletakkan pelantang suara atau speaker di setiap rumah di negara itu. Pendoktrinan dan propaganda disuarakan dari speaker ini setiap harinya. Tidak hanya propaganda, speaker juga kerap mengumumkan soal perkembangan pertanian dan pabrik di negara itu.
Selain itu, diumumkan juga soal kejahatan kriminal dan hukuman terhadap tahanan. Kadang, warga yang nakal mengubah gelombang speaker itu untuk mendengarkan radio luar negeri, sesuatu yang haram dilakukan di Korut.
"Mereka menggunakan sistem jaringan yang telah ditetapkan untuk menyampaikan sesuatu lewat speaker di setiap rumah warga. Speaker ini diperiksa rutin oleh petugas untuk memastikannya masih berfungsi," tulis laporan PBB setebal lebih dari 300 halaman itu.
Pendoktrinan dilakukan sejak masih kecil. Anak-anak di Korut setiap pekannya wajib berkumpul untuk membacakan sumpah setia negara dan pengakuan serta kritikan pada kawannya.
Dalam laporan PBB disebutkan, anak-anak ini berkumpul dalam sebuah kelompok setiap minggu. Mereka membacakan bersama-sama Filosofi Kim Il-sung dan Sepuluh Prinsipnya. Setiap anak bergantian berdiri menceritakan apa yang telah mereka lakukan dalam sepekan.
Jika dalam seminggu mereka melakukan hal buruk, bolos sekolah misalnya, mereka wajib mencaci diri mereka sendiri. Selain itu, anak-anak juga harus mencaci dan mengkritik kawannya yang berbuat salah sepekan itu. Anak ini juga tidak boleh duduk, terus berdiri selama pertemuan.
Selain itu, anak-anak di Korut ditanamkan rasa cinta yang berlebihan pada pendiri negara Kim Il-sung. Contohnya, mereka yang punya bakat menggambar hanya boleh melukis wajah Kim atau gambar lainnya yang kira-kira membuat dia senang.
Mereka juga dididik sejak dini untuk membenci Amerika Serikat dan Jepang. "Mereka biasanya diperintahkan menusuk gambar tentara Amerika dan Jepang dengan pedang atau pensil," tulis laporan PBB.