Runtuhnya rezim Mamar Khadafi bukan berarti ini telah menyelesaiakn permasalahan yang terjadi di Libya, Masalah yang lebih besar setiap saat bisa saja mengancam stabilitas dan keamanan di negara tersebut dan bisa merembet kebeberapa negara sekitarnya. Hal ini terkait banyaknya persenjataan yang sekarang ini beredar dimasyarakat sipil Libya.
Dewan Keamanan PBB khawatir persediaan persenjataan itu jatuh ke tangan kelompok-kelompok miitan seperti Al-Qaeda
Dalam resolusi DK PBB yang dirancang Rusia dan diterima seluruh anggota dewan menyatakan stok misil darat ke udara yang sebagian besar adalah model lama produksi Rusia masih memiliki potesni ancaman terhadap pesawat udara.
Resolusi DK PBB ini juga memerintahkan pemerintah sementara Libia mengambil langkah-langkah penting untuk melucuti persenjataan yang dimiliki warga sipil.
Sementara itu, DK PBB juga mendesak negara-negara tetangga Libia mengambil upaya pencegahan penyelundupan persenjataan dari Libia
Pekan lalu, Dewan Keamanan mendengar bahwa pengawas internasional sedang bekerja untuk mengidentifikasi gudang-gudang senjata Libia.
Namun, masih ratusan lokasi yang diduga sebagai tempat penyimpanan senjata harus dikunjungi dan diperiksa.
Dihancurkan NATO
Sebenarnya selama operasi militer tujuh bulannya di Libia, NATO mengklaim sudah banyak menghancurkan persenjataan militer Libia.
Selama tujuh bulan itu, NATO secara total melakukan 26.000 sorti dan hampir 10.000 serangan udara yang menghancurkan lebih dari 1.000 tank, kendaraan tempur dan persenjataan yang dihancurkan.
Selain itu, jaringan komando dan kendali militer pasukan pro Gaddafi juga dilumpuhkan.
Namun, sejauh ini tidak diketahui secara pasti jumlah senjata yang masih beredar dan berada di tangan warga Libia.