13 Jun 2011

Pengaruh AS di Timur Tengah Kian Memudar

ImageMeskipun berbagai upaya tiada henti yang dilakukan Gedung Putih dalam menyimpangkan dan membajak kebangkitan rakyat di dunia Arab, namun Timur Tengah sedang mengarah ke era yang bebas dari dominasi Amerika Serikat.


Sebagaimana dilaporkan IRNA, Ahad (12/6), Ray Takeyh, ahli mengenai Iran di Dewan Hubungan Luar Negeri AS menulis, meski Washington berusaha untuk menyesuaikan dirinya dengan kebangkitan rakyat di dunia Arab, tapi Timur Tengah secara gradual tengah bergerak ke era tanpa hegemoni AS.


Kedua kelompok baik oposisi maupun sekutu AS di kawasan secara signifikan telah mengabaikan perintah dan larangan Washington. Seiring tampaknya perubahan di Timur Tengah, Gedung Putih akan menemui kesulitan serius dalam mengincar tujuan dan kepentingan tradisionalnya, termasuk menghidupkan kembali proses "perdamaian" antara rezim Zionis Israel dan Palestina.


Permusuhan Iran dan Suriah dengan kebijakan Amerika adalah bukan hal baru. Otoritas keagamaan di Iran sejak awal telah meninggalkan persekutuan dengan AS. Janji Suriah untuk menjalankan kebijakan moderat dan sesuai dengan keinginan Amerika juga tidak pernah terwujud.


Namun, Arab Saudi sejak sekitar 60 tahun lalu, menjamin keamanannya lewat dukungan Amerika. Barter antara minyak dan jaminan keamanan merupakan sebuah koalisi rumit antara Riyadh dan Washington dalam menghadapi musuh bersama mereka.


Meski demikian, kini memperhatikan perubahan signifikan kondisi regional, Riyadh tidak hanya mulai meragukan pengaruh persekutuannya dengan Amerika, tapi bahkan bergerak jauh dari itu. Saudi selain meninjau ulang kondisi keamanannya, kemungkinan akan memutuskan untuk mencari sekutu-sekutu yang sepaham dengannya.


Keputusan pemerintah Otorita Ramallah untuk mencari pengakuan dunia atas negara merdeka Palestina di PBB, juga telah mengundang kekhawatiran dan kebingungan di Washington. Ide untuk berpartisipasi dalam perundingan mediasi Amerika mulai kehilangan peminat di kalangan Palestina.


Sementara itu, demokrasi muda seperti di Irak dan Mesir juga tidak bersama Amerika. Hubungan antara nasionalisme dan demokrasi serta tuntutan rakyat telah menghalangi tokoh-tokoh reformis di negara tersebut untuk memprioritaskan kehendak-kehendak Washington.


Mengingat tingginya sentimen anti-Amerika atas kehadiran pasukan negara itu di Irak, maka kecil kemungkinan para politikus Baghdad bisa mengabaikan tuntutan opini publik. Mesir pasca Mubarak, juga telah menciptakan masalah tersendiri bagi Amerika, terlebih keinginan negara itu untuk membangun kembali hubungan diplomatik dengan Republik Islam Iran.


Seiring penurunan bertahap pengaruh Gedung Putih dan perubahan sistem persekutuan Washington di kawasan, maka pengaruh dan kemampuan Amerika di Timur Tengah akan memudar. (irib)

Artikel Terkait

- Reviewer: Asih - ItemReviewed: Pengaruh AS di Timur Tengah Kian Memudar Deskripsi: Meskipun berbagai upaya tiada henti yang dilakukan Gedung Putih dalam menyimpangkan dan membajak kebangkitan rakyat di dunia Arab, namun Tim... Rating: 4.5
◄ Newer Post Older Post ►