Presiden Suriah Bashar Assad akan mencapai "kematian"-nya dalam waktu enam bulan mendatang karena dia telah kehilangan legitimasinya selama tindakan kerasnya terhadap aksi protes anti-pemerintah. Hal itu dinyatakan oleh Menteri Pertahanan Israel Senin kemarin (20/6).
"Ini penilaian pribadi saya bahwa Bashar Assad melintasi titik yang menuju kematiannya," kata Ehud Barak dalam sebuah wawancara dengan Associated Press.
Sejak pemberontakan dimulai pada pertengahan Maret, para aktivis mengatakan lebih dari 1.400 warga Suriah telah tewas dan 10.000 ditahan pada saat pihak berwenang mencoba untuk mempertahankan cengkeraman kekuasaan mereka. Meskipun adanya kritik internasional, penindasan sejauh ini memungkinkan rezim untuk keluar dari gelombang protes nasional.
"(Assad) akhirnya menggunakan kekuatan brutal yang terlalu banyak, terlalu banyak kuburan telah digali dan ia kehilangan hampir legitimasinya di mata rakyat Suriah," kata Barak kepada AP. "Dia mungkin akan tetap bertahan selama satu atau dua kuartal tapi itu tidak akan mengubah nasibnya."
Barak berbicara setelah membuka paviliun Israel di Paris Air Show, di mana Israel berharap untuk mengamankan pesanan asing untuk sistem pertahanan rudal Iron Dome.
Presiden Suriah yang diperangin mengatakan Senin kemarin bahwa ia akan mempertimbangkan reformasi politik, termasuk mengakhiri monopoli Partai Baath dari kekuasaan. Dalam pidato televisi, Assad mengakui tuntutan reformasi adalah sah, namun mengatakan "penyabot" mengeksploitasi situasi Suriah. (eramuslim)