Dalam menghadapi aksi demonstrasi warganya, keluarga Kerajaan Bahrain berencana merekrut para tentara bayaran yang berasal dari Asia.
Ketua Institut Kajian Timur Tengah di Amerika Serikat Ali Al-Ahmad menyatakan, para anggota kerajaan Bahrain tidak mempercayai warganya sendiri dalam aktivitas kemiliteran.
Sejak Februari lalu, ribuan warga melakukan protes terhadap Pemerintah Bahrain dan pemerintah pun meresponnya dengan kekerasan.
Ali Al-Ahmad menyatakan, para pejabat Bahrain sebelumnya telah mengunjungi Indonesia, Malaysia dan Pakistan untuk menyewa tentara dan senjata.
"Lebih untuk membawa pasukan dari negara miskin seperti di Asia. Lebih mudah untuk membawa tentara Indonesia dibandingkan tentara Suriah," ungkap Al-Ahmad Demikian seperti dikutip ABC, Selasa (21/6/2011).
"Mereka hanya akan menerima perintah untuk membunuh dan menyiksa," lanjutnya.
Sebelumnya, pada Maret lalu, Bahrain juga meminta bantuan terhadap pasukan Arab Saudi untuk menghadapi protes massal tersebut. Pasukan Arab Saudi yang dikirim di Bahrain juga telah menjalani pelatihan khusus dari Pasukan Inggris. (okezone)