Pemerintah Zionis mengakui kelemahan ketentuan yang ada dan ketidakmampuan Israel dalam memberlakukan boikot dan embargo terhadap Republik Islam Iran. Hal itu dikatakan sejumblah anggota parlemen dan analis politik Tel Aviv
Fars mengutip laporan Los Angeles Times (19/6) menyebutkan, sejumlah anggota parlemen dan pengamat politik di Israel berpendapat, "Di saat Israel berupaya keras untuk menyatukan negara-negara dunia agar memboikot Iran, boikot ekonomi rezim Zionis terhadap Iran sendiri, sudah memudar, tidak jelas, dan memiliki banyak kelemahan dalam tahap implementasi."
Masalah ini semakin menonjol ke permukaan setelah bulan lalu, pemerintah Amerika Serikat menyatakan bahwa perusahaan Ofer Brothers Group, yang merupakan salah satu perusahaan dagang Tel Aviv, melanggar boikot anti-Iran, melalui anak perusahaan itu di Singapura, Tanker Pacific of Singapore.
Ofer Brothers kemudian mengkonfirmasikan bahwa dalam satu dekade terakhir, anak perusahaan ini telah menurunkan muatan produk minyak di berbagai pelabuhan Iran dan merelokasi muatan dari pelabuhan setempat ke luar negeri.
Para analis dan anggota parlemen Tel Aviv mengaku terdapat banyak kelemahan serius dalam upaya Israel memboikot Republik Islam Iran.
Seorang anggota parlemen Israel (Knesset), Arieh Eldad, dalam hal ini menuntut pemerintah Tel Aviv menangani secara serius kelemahan implementasi boikot anti-Iran. Ditambahkannya, "Kita tidak bisa menunggu negara-negara lain ikut memboikot Iran, di saat perusahaan terbesar kita sendiri selalu berlalu-lalang di pelabuhan Iran. Ini sangat menggelikan." (ir)