Baru-baru ini para pejabat pemerintahan Zionis yang diberitakan koran Zionis Israel Haaretz mengklaim bahwa Israel dan Turki tengah melakukan perundingan terselubung dalam rangka mendukung AS yang kini tengah meredamkan gejolak di Timur Tengah.
Sumber itu juga mengutip keterangan Departemen Luar Negeri Turki. Disebutkan, perundingan tertutup itu digelar dengan melibatkan PM Zionis Israel, Benyamin Netanyahu dan Juru Bicara Departemen Luar Negeri Turki, Feridun H.Sinirlioglu.
Pemberitaan itu menjadi isu yang relatif mengagetkan rakyat Turki. Selama ini, Ankara dikenal sebagai pemerintah yang angker terhadap Zionis Israel. Hubungan Israel dan Turki dalam beberapa bulan terakhir terus menegang. Banyak alasan yang membuat terancamnya hubungan Turki dan Zionis Israel.
Opini publik masih belum lupa dengan peristiwa pelecehan Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan terhadap Presiden Zionis Israel, Simon Perez di Forum Ekonomi Davos. Saat itu Erdogan menyerang Perez ?dengan kata-kata pedas soal agresi 22 hari tentara Zionis ke Gaza. ?
Kemudian mengenai latihan perang tahunan ?bersama yang biasanya diikuti oleh Turki, Israel dan negara-negara anggota NATO, Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu ?mengatakan, "Nama Israel telah dicoret dari daftar peserta latihan perang." Pernyataan ?Davutoglu itu dipandang para pengamat sebagai pemicu ketegangan hubungan Turki-?Israel. Keputusan pembatalan latihan perang itu sendiri diambil setelah Turki ?melakukan pembicaraan dengan negara-negara angota Pakta Pertahanan Atlantik ?Utara (NATO).
Lebih dari itu, Zionis Israel menyerang konvoi bantuan kemanusiaan Gaza yang kemudian mengugurkan sejumlah aktivis Turki. Masih mengenai alasan menegangnya hubungan Turki dan Israel, Tel Aviv juga mengulurkan bantuan kepada para milisi Partai Buruh Kurdistan (PKK) yang dianggap sebagai kelompok teroris yang terus menganggu pemerintah pusat Ankara.
Sementara itu, Koran Nezavisimaja Gazeta, terbitan Rusia melaporkan, AS dan Zionis Israel menyokong PKK dalam rangka menekan pemerintah Turki. Dengan cara itu, Turki harus mempertimbangkan tuntutan AS dan Israel. Menurut koran tersebut, tarik ulur Turki dan Israel sangat bergantung pada posisi PKK yang kini mendapat sokongan luar biasa dari Tel Aviv dan Washington.
Tak diragukan lagi, Zionis Israel dan AS sangatlah dibenci oleh masyarakat Turki. Hal itu juga bisa dilihat dari sambutan masyarakat Turki atas Erdogan setelah mempermalukan Perez di forum internasional. Untuk itu, sangat naif sekali bila Ankara melakukan pertemuan terselebung dengan Zionis Israel.
Jika pertemuan itu benar-benar terjadi, Erdogan akan kehilangan reputasinya di mata rakyat Turki, bahkan dunia. Selama ini, Turki dengan sikap anti-Zionisnya mampu menjadi pusat perhatian ummat Islam dan masyarakat independen di dunia. Bahkan Turki telah menjadi kiblat baru bagi ummat Islam di dunia. Erdogan pun dikategorikan sebagai pemimpin yang dipertimbangkan di mata dunia. Namun perundingan dengan Israel adalah blunder bagi Turki. (ir)