Para aktivis HAM Mesir menyeru rakyat negara ini untuk menggelar protes di luar gedung Kedutaan Besar Arab Saudi di Kairo hari ini (10/5) dalam rangka mengecam dukungan Riyadh terhadap rezim-rezim otokratik dan kelompok-kelompok radikal.
Protes tersebut juga ditujukan mengecam interferensi Arab Saudi dalam proses pengadilan terhadap mantan rezim diktator Mesir Hosni Mubarak.
Pangeran konglomerat Arab Saudi, al-Walid bin Talal, dilaporkan telah menawarkan uang suap dalam jumlah sangat besar untuk menggagalkan proses pengadilan Mubarak.
Tawaran tersebut diajukan al-Walid dalam pertemuannya dengan para pejabat pemerintahan interim Mesir dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan dikabarkan bahwa jumlah tawaran al-Walid mencapai empat milyar dolar.
Al-Walid juga mengupayakan kekebalan hukum untuk para anggota keluarga Mubarak.
Raja Arab Saudi, Abdullah bin Abdul Aziz merupakan pemimpin Arab yang menyatakan dukungan penuh terhadap rezim Mubarak dan menilai gerakan protes rakyat Mesir sebagai "boneka pihak asing."
Berbagai laporan menyebutkan bahwa para demonstran juga akan menyeru Arab Saudi untuk berhenti mendukung kelompok-kelompok radikal yang mengancam stabilitas dan keamanan Mesir.
Sabtu (7/5), terjadi bentrokan sektarian antara kelompok Salafi dan Kristen Coptic di Kairo yang menewaskan 12 orang dan mencederai ratusan lainnya.
Kelompok radikal lainnya di utara Mesir yang didanai oleh pemerintah Arab Saudi, pekan lalu mengancurkan sebuah masjid milik warga Syiah. Aksi serupa yang dilakukan militer Saudi dalam menghancurkan masjid-masjid di Bahrain.(irib)