Gerakan 15 Mei di Spanyol mulai merambah negara-negara lain di Eropa. Ratusan pemuda Perancis melakukan aksi demo dengan berkonsentrasi di bundaran Bastille untuk menyuarakan penentangan mereka terhadap kebijakan pemerintahan Sarkozy. Para pendemo membawa spanduk-spanduk yang bertuliskan tuntutan untuk menegakkan demokrasi yang sesungguhnya. Spanyol, Perancis dan negara-negara Eropa lainnya khususnya yang tengah dilanda krisis saat ini sedang menghadapi aksi protes dan demonstrasi massa. Banyak pengamat yang menyebut protes massa di Eropa mirip dengan aksi kebangkitan rakyat yang marak di Timur Tengah dan utara Afrika seperti Tunisia, Mesir, Libya, Jordania, Yaman dan Bahrain. Sebagian menyebut demo rakyat di Eropa sebagai Musim Semi Eropa yang bergaya ala ‘Musim Semi Dunia Arab'.
Negara-negara Eropa memang sedang menghadapi kondisi perekonomian terburuk dalam beberapa dekade terakhir. Kebijakan pengetatan ekonomi yang dijalankan beberapa negara tak kunjung membuahkan hasil yang signifikan. Yang terjadi justeru kelesuan ekonomi semakin memburuk. Dampaknya, keterpurukan ekonomi yang kian tak menentu dan meningkatnya angka pengangguran. Kondisi sejumlah negara seperti Yunani, Irlandia, Portugal dan Spanyol lebih buruk dibanding negara-negara lain di zona Euro. Yunani mengalami defisit anggaran yang sangat tinggi dan utang luar negeri yang melebihi negara Eropa lainnya. Sementara, Spanyol tercatat sebagai negara Uni Eropa dengan tingkat pengangguran tertinggi. Menurut data yang ada, angka pengangguran di negara itu mencapai 21 persen sementara untuk kalangan muda di Spanyol angka pengangguran bahkan mencapai 45 persen.
Dalam kondisi perekonomian yang buruk, tiga negara Uni Eropa yaitu Yunani, Irlandia, dan Portugal yang tak mampu membayar utang luar negerinya mengajukan bantuan finansial kepada Uni Eropa. Yang parah, Yunani terjebak dalam ketidakmampuan membayar cicilan utang yang diterimanya dari IMF dan Bank Central Eropa.
Kesulitan ekonomi mau tak mau bakal berimbas pada kondisi politik dan sosial di Eropa. Krisis moneter di Eropa semakin memperparah ketidakadilan ekonomi dan kesenjangan sosial. Banyak warga Eropa yang meyakini bahwa krisis ekonomi ini terjadi akibat kesalahan kebijakan dan langkah para pemimpin Eropa dan kerakusan para pemilik kartel-kartel ekonomi dan konglomerat. Kini, tuntutan rakyat yang asalnya berkisar pada perbaikan ekonomi telah melebar menjadi tuntutan untuk menegakkan demokrasi yang sesungguhnya.
Femonena menarik dari apa yang terjadi di Eropa adalah perubahan gaya unjuk rasa yang kini mengikuti gaya demonstrasi massa di Dunia Arab. Sebab, para pendemo di Eropa sekarang sudah membidik langsung sistem pemerintahan mereka. Tak salah jika ada yang menyebut fenomena ini sebagai kebangkitan rakyat di Eropa. (irib)