Aksi revolusi menentang rezim diktator yang sukses baru-baru ini di Afrika Utara akan menjalar ke negara-negara Arab lainnya. Presiden Turki Abdullah Gul memperingatkan rezim Israel akan munculnya suasana demokratis di Timur Tengah, yang tidak akan mentolerir penindasan Tel Aviv terhadap rakyat Palestina.
"Cepat atau lambat, Timur Tengah akan menjadi lebih demokratis," tulis Abdullah Gul dalam sebuah opini yang diterbitkan di The New York Times pada hari Rabu lalu, mengacu pada hasil potensial dari demonstrasi anti-pemerintah yang sedang berlangsung di dunia Arab.
Masyarakat telah menggelar aksi protes anti-rezim di Bahrain, Yaman, Arab Saudi, Oman dan Yordania, yang terpicu oleh aksi revolusi yang sukses baru-baru ini di Tunisia dan Mesir.
"Masyarakat di wilayah ini, tanpa terkecuali, tidak hanya memberontak atas nama nilai-nilai universal, tetapi juga melakukan revolusi untuk mendapatkan kembali kebanggaan nasional dan martabat mereka yang selama ini ditekan," kata Gul.
"Dalam 50 tahun mendatang, Arab akan merupakan mayoritas masyarakat di antara Laut Tengah dan Laut Mati. Generasi baru dari orang Arab jauh lebih sadar akan demokrasi, kebebasan dan martabat nasional," katanya menegaskan.
Gul mengatakan calon pemimpin yang dipilih secara demokratis tidak akan mengadopsi sikap pro-Israel.
"Menurut definisi sebuah pemerintahan demokratis harus mencerminkan keinginan sebenarnya dari rakyatnya. Karena pemerintah tidak akan lagi mengejar kebijakan luar negeri yang dianggap sebagai tidak adil, tidak bermartabat dan memalukan oleh masyarakat, "kata presiden Turki tersebut.
"Dalam konteks seperti itu, Israel tidak boleh lagi dianggap sebagai sebuah pulau apartheid yang dikelilingi oleh masyarakat Arab yang marah," tambahnya.
Tel Aviv dikecam karena menerapkan sistem apartheid, sangat memanjakan orang-orang Yahudi sementara berlaku rasis dan tidak adil kepada rakyat Palestina.
Untuk menghindari konsekuensi yang mengerikan akibat kebijakannya itu, Gul mengatakan Israel harus serius mempertimbangkan proposal tahun 2002 oleh kelompok regional Liga Arab bahwa Tel Aviv harus menarik diri di balik perbatasan 1967.(eramuslim)