Aksi bakar diri yang dilakukan seorang warga Yordania Muhammad Abdul Karim, di luar kantor Perdana Menteri Marouf al-Bakhit di ibu kota Amman, berada dalam kondisi kritis dengan luka bakar tingkat tiga di wajah dan sebagian besar tubuhnya, demikian sumber medis melaporkan kemarin (Kamis,7/4).
Insiden ini adalah aksi bakar diri pertama di Yordania setelah tindakan serupa terjadi di sejumlah negara Arab terutama di Tunisia untuk memprotes kebijakan pemerintah.
Aksi Mohammed Bouazizi, penjual buah yang membakar dirinya sendiri di Tunisia memicu gelombang protes rakyat antipemerintah, dan berhasil menggulingkan Presiden Zine El Abidine Ben Ali.
Polisi mengklaim pria berusia 45 tahun itu ingin menarik simpati polisi untuk mencabut catatan kriminalnya, termasuk pencurian dan perdagangan ilegal obat-obatan dan persenjataan ringan.
Sejak Januari lalu, Yordania dilanda protes rakyat menuntut reformasi politik. Demonstran menghendaki Raja Abdullah II menyerahkan sebagian otoritas, termasuk hak untuk menunjuk perdana menteri.
Sebanyak dua orang tewas dan lebih dari 150 lainnyacidera setelah loyalis pemerintah menyerang sebuah kamp pro-reformasi di dekat gedung Kementerian Dalam Negeri pada Maret lalu.
Sekitar 4.000 dokter yang bekerja sebagai pegawai negeri menggelar aksi mogok menuntut perbaikan kondisi hidup dan gaji yang memadai.
Pihak oposisi telah memperingatkan pemerintah atas dampak protes rakyat Yodania sebagaimana revolusi Mesir pada bulan Februari yang berhasil menggulingkan Hosni Mubarak dari jabatannya.(irib)