Menteri Luar Negeri Turki, Ahmet Davutoglu, melakukan kunjungan ke sejumlah negara di kawasan seperti Bahrain dan Qatar. Kemudian Davutoglu, hari Rabu (6/3) melanjutkan kunjungannya ke Suriah.
Kantor Berita Anatoly melaporkan, kunjungan Davutoglu ke Suriah guna membahas perkembangan terbaru di kawasan. Davutoglu juga menyatakan bahwa Ankara mendukung penuh program reformasi yang digagas Presiden Bashar Assad. Perdana Menteri Turki juga menghendaki reformasi politik dan penerapan demokrasi di Suriah.
Berdasarkan laporan tersebut, Davutoglu dalam pertemuannya dengan Presiden Bashar Assad menyampaikan kekhawatirannya atas transformasi di kawasan dan menghendaki dipercepatnya proses reformasi di Suriah. Terkait hal ini, Turki bersedia membantu merealisasikan reformasi politik yang dikehendaki Presiden Bashar Assad. Ankara juga meyakini bahawa proses reformasi di Suriah malah akan memperkokoh hubungan Turki dan Suriah.
Turki dari saru sisi menghendaki dipercepatnya proses reformasi di Suriah, sedangkan dari sisi lain, Ankara menawarkan pengalamannya untuk membenahi undang-undang dalam pemerintahan Damaskus. Tentunya, kemauan Turki ini menjadi sorotan media-media di Suriah dan Turki. Penekanan berulangkali Turki yang meminta dipercepatnya proses refomasi, dinilai membuat Bashar Assad sedikit kecewa atas kebijakan Ankara.
Kolomnis keturunan Suriah, Hosni Mahali, dalam artikelnya yang dimuat Koran Aksam, terbitan Turki, menyatakan bahwa Bashar Assad dan para pejabat Suriah kurang senang dengan pernyataan Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan di London. Erdogan dalam konferensi pers dengan sejawatnya asal Inggris menyatakan, apa yang disampaikan Bashar Assad di parlemen jauh dari harapan Ankara.
Bashar Assad dalam pidatonya di parlemen Suriah yang juga disiarkan langsung televisi lokal, mengatakan, Suriah tengah dihadapkan pada konspirasi besar. Dikatakannya pula, garis merah konspirasi ini memanjang dari negara dekat hingga negara-negara jauh. Presiden Suriah menyebut kerusuhan yang terjadi di negaranya sebagai fitnah yang harus dipadamkan. Ditegaskannya, "Tidak ada kata tengah, Anda bisa memilih bersama fitnah atau melawannya dan berusaha untuk memadamkannya."
Di antara kekecewaan Suriah atas Turki adalah konferensi pers pimpinan Ikhwanul Muslimin Suriah di Istanbul yang menyerukan masyarakat supaya menggelar unjuk rasa setelah shalat Jumat. Dari sisi lain, media-media massa Turki memandang penting lawatan Davoutoglu ke Damaskus.
Belum lama ini, Yousuf Qaradhawi dalam khotbah Jumat di Qatar menyeru rakyat Suriah untuk turun ke jalan-jalan dan menyulut kekacauan. Sikap itu masih dipertahankannya sampai sekarang. Menanggapi sikap Qaradhawi itu, Kepala Biro Politik Hamas Khaled Meshal menyesalkan pernyataan Yousuf Qaradhawi dan menyebutnya sebagai belati yang menikam jantung Palestina dan menguntungkan Israel. Menurut Meshal, Suriah adalah satu-satunya negara Arab yang tidak terlibat dalam konspirasi terhadap Palestina dan selalu mendukung perjuangan rakyat Palestina.(irib)