Di saat aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengebom Tripoli, ibu kota negara, Kamis (14/4), Khadafi justru berpawai di jalan-jalan kota ala koboi. Ratusan orang pun bersorak menyambutnya. Ini memberikan sinyalemen bahwa ia masih pemimpin kuat Libya
Pawai Khadafi disiarkan televisi nasional Libya. Di televisi itu tampak sang kolonel mengendari mobil SUV warna perak di dampingi puluhan mobil lainnya. Pemimpin Libya itu berdiri di mobil yang bagian atapnya (sunroof) dibuka sambil menebar senyum dan melambaikan tangannya ke kamera televisi.
Khadafi tampil mirip seorang penggembala sapi. Dia memakai topi koboi warna hijau, jaket hitam, dan kacamata hitam pula. Selain melambaikan tangan, dia sesekali mengacungkan kedua tangannya yang terkepal dan berteriak untuk menggelorakan para simpatisan yang menantinya di tepi jalan.
Penampilan Khadafi disambut meriah penduduk kota. Ratusan warga mengelu-elukannya sambil menyerukan nama ”Allah, Libya, Moammar, dan tiada yang lain” sebagai dukungan untuk Khadafi.
Entah bermaksud mengejek atau tidak, pemimpin kuat Libya yang sudah berkuasa selama 41,5 tahun itu mengatakan, pawainya terpaksa digelar pada saat Tripoli sedang diserang Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Perlawanan Khadafy
Pada saat Khadafi berpawai, bom-bom NATO mengguncang sekitar Bab al-Aziziya, basis militer dan tempat tinggal Khadafi, dan kemah wartawan asing. Televisi Libya melaporkan ada yang tewas dalam serangan itu.
Pada Kamis pagi, pasukan loyalis Khadafi menembaki pesawat NATO dari tengah kota Tripoli. Reuters mendengar empat ledakan dan melihat asap mengepul di selatan kota. Seorang fotografer melihat satu jet tempur di atas kota sebelum akhirnya terdengar satu ledakan dahsyat.
Loyalis Khadafi kembali menembakkan roket ke Misrata, kota terbesar ketiga setelah Tripoli dan Benghazi. Seorang dokter di kota itu kepada televisi Al-Jazeera mengatakan, delapan orang tewas dan tujuh lainnya terluka. Misrata adalah satu-satunya kota di Libya barat yang masih dikuasai pasukan oposisi.
Seorang warga Misrata mengatakan, sebanyak 120 roket menghantam kota dan ratusan warga sipil tewas selama enam minggu pengepungan oleh Khadafi. Serangan NATO yang mengarah ke pasukan Khadafi juga menyebabkan warga sipil tewas.
Perancis, Inggris, dan para sekutu mereka di NATO bertekad terus menyerang hingga Khadafy menyerah. Putri Khadafi, Aisha (Aisyah), menegaskan, desakan Barat agar ayahnya turun adalah penghinaan besar bagi rakyat Libya.(kompas)