Pemerintah Rusia mempertanyakan klaim Israel bahwa senjata Rusia digunakan oleh Hamas di Jalur Gaza untuk menyerang target-target di sepanjang perbatasan Israel .
Wakil menteri luar negeri Rusia Alexander Saltanov mengatakan bahwa klaim mengenai senjata Rusia digunakan melawan Israel telah mendorong Rusia untuk menuntut Israel agar menghadirkan bukti.
Sumber-sumber Israel mengklaim Hamas di Gaza menggunakan rudal anti-tank buatan Rusia untuk menyerang sebuah bus yang bepergian antara berbagai titik militer pada tanggal 7 April. Sayap bersenjata Hamas, Brigade Qassam, mengklaim bahwa serangan itu melukai dua orang Israel, salah satu dari mereka dalam kondisi kritis.
Saltanov membantah pernyataan dari duta besar Israel untuk Rusia, Dorit Golender, bahwa senjata yang dipasok Rusia untuk Syiria bisa jatuh ke tangan pasukan perlawanan. "Pernyataan itu perlu bukti," ujarnya.
Dia bersikukuh ketika menandatangani kesepakatan senjata dengan negara dunia ketiga, Moskow memiliki hak untuk menginspeksi kapanpun di tangan siapa senjata itu akan berakhir.
Pasukan pendudukan Israel beberapa hari terakhir ini telah membunuh 18 warga Palestina dalam respon terhadap serangan atas sebuah di timur Gaza yang melukai dua pemukim Yahudi, yang mana serangan itu sendiri merupakan pembalasan atas serangan pasukan pendudukan Israel sebelumnya.
Pecahnya kekerasan secara tiba-tiba menggambarkan situasi rapuh di sepanjang perbatasan Gaza, di mana perkelahian kecil bisa meningkat menjadi perang berskala besar.
Setelah kondisi yang relatif tenang selama dua tahun, ketegangan muncul antara Israel dan pejuang Palestina di Gaza dalam beberapa minggu terakhir, setelah Israel melancarkan serangan mematikan di Gaza.
Serangan itu juga menjadi landasan bagi sebuah terobosan strategi besar. Militer Israel mengaktifkan sistem pertahanan Kubah Besi yang diklaim sebagai sasaran tepat bagi rudal Palestina yang akan datang.
Eskalasi juga meluas di luar perbatasan Israel.
Dalam sebulan terakhir, Israel telah mencegat sebuah kapal kargo yang disebutnya membawa senjata untuk Gaza, meski tidak memberikan bukti lebih lanjut.
Israel sendiri belum mengomentari serangan udara minggu ini, tapi pemerintah Israel mengatakan bahwa mereka yakin Sudan merupakan titik transit untuk senjata tujuan Gaza.
Menteri pertahanan Israel, Ehud Barak, memerintahkan militer untuk segera merespon serangan terhadap bus sekolah dan mengatakan dia akan menuntut Hamas bertanggung jawab atas kekerasan itu.
"Kami akan merespon sampai menjadi jelas bahwa Hamas sepenuhnya paham bahwa kami tidak bisa menerima dan kami tidak akan menerima peristiwa semacam itu," ujarnya.(Smcom)