6 Apr 2011

Pimpinan Oposisi: Nato Tak Bisa Lindungi Warga Sipil Libia

ImageJenderal Abdul Fattah Younis, Komandan pemberontak Libia dan juga mantan menteri dalam negeri Libia, mengkritik keras NATO tidak mencegah ketika pasukan pro rezim Gaddafi membunuh warga sipil di Misrata.


Jika NATO menunggu satu pekan lagi untuk melakukan campur tangan, masyarakat di kota itu akan menhadapi tindakan pemusnahan massal, ungkap Younis kepada wartawan di Benghazi, wilayah yang dijadikan Ibukota oleh pemberontak Libia.


Pasukan pimpinan NATO yang menjalankan mandat PBB untuk melindungi masyarakat sipil memberlakukan larangan terbang dan serangan di darat.


Tindakan itu dapat memudahkan pasukan Gaddafi untuk menyembunyikan senjata ke wilayah warga sipil.


Jenderal yang sebelumnya merupakan Menteri dalam negeri di Pemerintahan Kolonel Gaddafi itu mengatakan NATO dapat mengepung Misrata, kota di bagian barat Libia yang dikuasai oleh pemberontak.


Tetapi NATO hanya memperhatikan tentang pembunuhan warga sipil, kata Younis. Dia menambahkan tidak ada warga sipil di wilayah pasukan Gaddafi berada.


"Jika NATO menunggu sampai pekan berikutnya, tidak akan ada lagi Misrata," kata dia.


Jenderal Younis menuduh NATO "tidak melakukan apapun" dan mengatakan perselisihan mengenai kepemimpinan serangan di Libia merupakan proses birokratis.


Sementara itu, NATO mengatakan pertempuran di Misrata dan sekitarnya merupakan fokus utama.


NATO mengatakan pasukan udara internasional berhasil menekan pasukan Kolonel Gaddafi, tetapi pasukan pemimpin Libia itu telah memindahkan senjata ke wilayah warga sipil untuk mencegah serangan udara.


"Ketika manusia digunakan sebagai tameng kami tidak melawan," kata Brigjen Mark van Uhm, pejabat senior NATO di Brussels.


Sementara itu, ditengah pertempuran yang terjadi di wilayah lain. Pemberontak mulai melakukan ekspor minyak dari Libia ke negara lain.


sebuah kapal tanker dilaporkan tiba di bagian timur Pelabuhan Tobruk pada Selasa (5/4) untuk mengangkut minyak pertama yang akan diekspor oleh pemberontak Libia.


Kapal berbendera Yunani dapat mengangkut minyak senilai lebih dari $100 juta.


Sejak pecahnya pemberontakan melawan Pemerintahan Kolonel Muammar Gaddafi sekitar dua bulan lalu, ekspor dari Libia terhenti, dan menyebabkan harga minyak meningkat.(bbc)