7 Apr 2011

Operasi Rahasia di Libya Timur

ImageResolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa Nomor 1973, 17 Maret lalu, mengesahkan aksi penegakan zona larangan terbang di atas Libya. Resolusi sama sekali tidak mengizinkan tentara asing, koalisi Barat, dan kemudian Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO)melakukan serangan darat.


Presiden Amerika Serikat Barack Obama saat itu tampaknya menerima adanya pembatasan tersebut. Setidaknya terbukti dengan pernyataannya yang terkenal, yakni ”tak ada sepatu lars di darat” Libya. Pernyataan tersebut diulang berkali-kali oleh setiap juru bicara AS sejak itu.


Sejak munculnya pernyataan Obama itu, bagaimanapun pada kenyataannya operasi agen CIA telah berlangsung selama beberapa pekan di Libya. Mereka konon dikirim untuk menemukan sasaran serangan rudal dan roket AS dan sekutunya. Selain itu, mereka juga diminta mendapatkan beberapa gambaran, oposisi mana yang akan didukung Obama dan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy.


Lelucon yang muncul kemudian adalah bahwa agen-agen CIA itu memang tidak memakai ”sepatu lars, tetapi ”sepatu kets”. Melalui siaran bahasa Inggris stasiun televisi Al-Jazeera, tersiar luas ke seluruh dunia bahwa ada sebuah tempat latihan rahasia di Libya timur. Di tempat itu, AS dan pasukan khusus Mesir memberikan latihan dasar penggunaan senjata kepada anggota pasukan terpilih dari kalangan oposisi.


Para anggota pasukan terpilih itu kini dilengkapi dengan senjata yang lebih canggih. Dari tayangan itu terlihat bahwa para pelatih atau peninjau asal AS itu menggunakan sepatu lars.


Laporan itu sudah lama dinantikan. Sebab, ketika sejarah rahasia perjuangan ditulis saat ini—sudah ada beberapa buku yang menulisnya—kita hampir pasti mengetahui bahwa, meskipun ada protes publik, Obama lebih dahulu menyarankan petualangan di Libya, yakni bahwa ”penasihat” asal AS kemungkinan besar juga diperlukan.


Penyingkapan rahasia mungkin juga membuat jelas peran Obama. Presiden Obama juga menyarankan bahwa para penasihat AS tidak bisa hanya terbatas untuk mengajar para ”pemberontak” bagaimana cara mereka menembakkan senjata, tetapi juga harus melatih dan memberi mereka keterampilan dasar militer. Kegiatan itu mungkin juga tidak hanya berhenti di situ.


Para penasihat itu mungkin juga—di balik layar—sudah mengisi peran kunci dalam komando. Misalnya, mereka memberikan saran kepada oposisi kapan dan bagaimana untuk menyerang, baik langsung maupun dalam hubungan dengan pasukan khusus dari negara-negara lain, juga dengan pasukan ”sepatu lars” di darat.


Mereka juga mungkin menyarankan agar setiap anggota pasukan oposisi melakukan yang terbaik untuk mempertahankan cerita bahwa para ”penasihat” itu tak ada. Mereka mungkin juga membentuk opini bahwa anggota pasukan oposisilah yang menggalang perjuangannya.


Tidak sendirian


Dalam hal itu, agen rahasia AS tidaklah sendirian.


Merujuk laporan lain, ”Smash Squad” khusus dari pasukan elite SAS Inggris telah menyebar di daratan Libya dengan misi serupa. Mungkin tim SAS Inggris yang sama yang diduga dikirim untuk melatih Pasukan Khusus Khadafy sekitar setahun lalu, bagian dari program pertukaran yang mempererat hubungan kedua negara saat itu.


Mengingat pembatasan oleh Sarkozy untuk melakukan serangan darat, hampir pasti laporan bahwa tentara elite Perancis juga sudah ada di medan yang sama benar adanya. Hal itu tampaknya cocok dengan laporan dari surat kabar Pakistan.


Media Pakistan yang belum dikonfirmasi itu menulis, ”Menurut laporan eksklusif yang telah dikonfirmasi oleh seorang diplomat Libya di wilayah itu, tiga negara Barat mendaratkan pasukan khusus mereka di Cyrenacia (Libya timur). Mereka mendirikan basis dan pusat pelatihan untuk memperkuat oposisi melawan loyalis Khadafy di daerah yang berdekatan”.


Seorang pejabat Libya yang meminta namanya tidak diidentifikasi mengatakan, tutor militer AS dan Inggris telah dikirim pada 23-24 Maret lalu. Mereka dikirim pada malam hari melalui kapal angkatan laut AS, kapal perang Perancis, dan kapal kecil ke pelabuhan Benghazi dan Tobruk.


Hal ini secara resmi dibantah lewat pernyataan seorang pejabat militer AS dalam jumpa pers. Ketika dia ditanya apakah pasukan koalisi Barat telah melakukan komunikasi intensif dengan kelompok oposisi, ia mengatakan: tidak!


”Mengenai koordinasi dengan pasukan ’pemberontak’, tidak ada. Misi kami adalah untuk melindungi warga sipil,” demikian penjelasan pejabat itu. Dia pun menambahkan, ”Ini bukan tentang para ’pemberontak’, tetapi ini tentang perlindungan warga sipil.” Tidak ada misi lain.


Hampir setiap hari, hingga saat ini, ada ratusan pria datang ke basis militer Libya yang telah dikuasai oposisi di Benghazi. Mereka terdiri dari sukarelawan dari seluruh pelosok negeri, bahkan dari luar negeri. Menurut laporan media asing, mereka berlatih menggunakan senjata artileri berat, juga cara menembakkan roket dan mengoperasikan roket peluncur, serta latihan dasar ketentaraan lainnya.


Disebutkan, pihak yang melatih warga sipil atau sukarelawan yang bersedia berperang melawan Khadafy adalah pensiunan tentara dan tentara aktif yang membelot ke kubu oposisi. Tampaknya laporan itu bisa juga benar, tetapi kemungkinan adanya bantuan dari pihak Barat terhadap oposisi boleh dikatakan sebagai sebuah misi rahasia.


sumber: kompascetak

Artikel Terkait

- Reviewer: Asih - ItemReviewed: Operasi Rahasia di Libya Timur Deskripsi: Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa Nomor 1973, 17 Maret lalu, mengesahkan aksi penegakan zona larangan terbang di atas Libya... Rating: 4.5
◄ Newer Post Older Post ►