Gempa dan Tsunami serta disusul bencana meledaknya reaktor nuklir fukushima mengundang keprihatinan dunia serta bantuan terus berdatangan dari berbagai pihak. Tidak terkecuali dari Yakuza, organisasi kejahatan teroganisir di Negeri Matahari Terbit tersebut.
Yakuza dilaporkan telah mengirimkan bantuan berupa makanan, air, selimut, dan peralatan mandi dari Tokyo dan Kobe ke pusat evakuasi di timur laut Jepang, daerah yang paling parah mengalami kerusakan akibat gempa dan tsunami 11 Maret lalu.
Yakuza dikenal menghasilkan uang dari pemerasan, pornografi perjudian, dan prostitusi. Namun, bencana yang memporak-porandakan Jepang memunculkan sisi lain Yakuza. Dengan sigap, mereka langsung memberikan bantuan kepada mereka yang paling membutuhkan.
Para anggota Yakuza sendiri selama ini dianggap orang buangan. "Yakuza diangap masyarakat buangan dari masyarakat," kata Manabu Miyazaki, penulis ratusan buku tentang Yakuza "Mereka hanya mencoba untuk membantu orang lain yang berada dalam kesulitan," kata Miyazaki.
Namun ada sebagian masyarakat Jepang menilai Yakuza memiliki motif terselubung dalam pemberian bantuan ini. "Jika mereka membantu warga, polisi akan sulit memosisikan diri terhadap kelompok itu," kata Tomohiko Suzuki, wartawan yang telah menulis beberapa buku tentang dunia bawah Jepang.
Salah satu bos Yakuza menolak kritik tersebut. "Bantuan dari pemerintah terlalu lama jadi penting untuk segera melakukannya sekarang," jelasnya.
Saat ini, Yakuza diperkirakan memiliki 80 ribu anggota di Jepang. Kelompok Sumiyoshi-kai dan Inakawa-kai, merupakan kelompok Yakuza yang paling aktif dalam memberikan bantuan terhadap korban gempa-tsunami.(MIcom)