19 Mar 2011

Rezim Al-Khalifa Hancurkan Bundaran Mutiara

ImagePasukan keamanan Rezim Al-Khalifa dan Arab Saudi dengan Tank dan Helikopter menghancurkan bundaran Mutiara di Manama, padahal Bundaran Mutiara merupakan ikon nasional Bahrain. Pemimpin rezim Bahrain tak peduli menghancurkan ikon yang kerap dijadikan sebagai ajang aksi protes rakyat dan aktivis pro-demokrasi Bahrain.


Bundaran Mutiara atau Pearl adalah monumen di tengah bundaran Mutiara yang dalam bahasa Arab disebut Dawar al-Lu'lu'. Bundaran Mutiara itu adalah sebuah jalan lingkar yang terletak di kawasan finansial Manama, Bahrain. Monumen ini terdiri dari enam layar perahu yang mengarah ke langit, yang masing-masing memegang mutiara di atasnya. Enam layar melambangkan enam negara Arab di Teluk Persia, sedangkan mutiara melambangkan warisan bersama. Dasar monumen ini merupakan kolam berbentuk segi dua belas yang terdapat air mancur. Namun semua itu sekarang tinggal kenangan setelah pasukan Arab Saudi dan Bahrain menghancurkannya.


Sebelumnya, pasukan Arab Saudi menyerang rumah sakit Salmaniya dan tidak mengijinkan para dokter, perawat dan keluarga korban meninggalkan atau memasuki gedung rumah sakit.
Seorang pejabat Saudi Senin (13/3) mengatakan bahwa lebih dari 1.000 tentara dari negara-negara angoota P-GCC telah dikirim ke Bahrain. Arab Saudi mengklaim pengiriman ribuan pasukannya ke Bahrain adalah dalam rangka mengantisipasi "ancaman keamanan" dari negara jirannya itu dan juga dalam upaya meredam eskalasi aksi protes anti-pemerintah.


Masih mengenai Bahrain, ribuan warga Bahrain setelah shalat Jumat (18/3) di kota Draz, kembali turun jalan menggelar aksi unjuk rasa. Meski pemerintah sudah melarang, tapi masyarakat tak peduli dan tetap melanjutkan demonstrasi yang sudah dimulai sejak beberapa pekan lalu. Hingga kini, aksi unjuk rasa di Bahrain sudah menelan banyak nyawa. Bahkan dilaporkan pula, banyak korban yang gugur syahid dalam kondisi mengenaskan seperti kepala yang pecah karena tembakan pasukan pro-rezim. Sejumlah situs juga menampilkan korban sadisme pasukan pro-rezim Al-Khalifa. (IRIB/PressTV/AR)