Penguasa Libya Moammar Gaddafi dipastikan akan segera lengser menyusul perlawanan revolusi rakyat Libya. Akan tetapi Barat belum bisa menerima ancaman lengser diktator Muammar Gaddafi yang juga mitra dekatnya.
Pasukan khusus Mesir yang bernama Unit 777 melaporkan adanya pasukan khusus Perancis, Jerman dan Inggris yang akan melakukan operasi terselubung di Libya. Pada saat yang sama, Dewan Keamanan (DK) PBB tengah merancang menjatuhkan resolusi atas diktator Gaddafi.
Sebelumnya, pasukan elit Inggris membawa senjata, peta dan paspor dari empat negara yang berbeda. Mereka kemudian ditangkap. Sumber media Inggris melaporkan bahwa anggota unit khusus Air Service Inggris berada di Benghazi dalam misi diplomatik rahasia. Pasukan mengumumkan tujuh tentara Inggris dan seorang diplomat London yang ditahan di kota Benghazi, timur Libya.
Belum lama ini, menteri pertahanan anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang beranggotakan 27 negara, menggelar sidang tentang Libya. Tak diragukan lagi. Libya menjadi perhatian khusus bagi Uni Eropa. Komisaris Energi Uni Eropa, Guenther Oet-tinger, Senin lalu, mengakui bahwa instabilitas di Libya berpengaruh pada kondisi minyak mentah di benua Eropa.
Menurut data, 82 persen minyak mentah Eropa diekspor dari Libya. Rezim Gaddafi mengirim 32 persen minyak ke Italia, 14 persen ke Jerman dan 10 persen ke Perancis. Selain negara-negara itu, Libya juga mengirim lima persen ke AS. Lebih dari itu, banyak perusahaan minyak besar di dunia beraktivitas di Libya. Di antara perusahaan-perusahaan itu adalah British Petroleum (BP), Shell dan Exxon Mobil. (irib)