Koran The Guardian terbitan Inggris dalam laporannya menyebutkan intervensi Arab Saudi di Bahrain dengan mengirim pasukannya keamanannya ke negara yang tengah dilanda krisis ini. Sikap Riyadh ini dinilai dapat memicu konflik dan friksi di kawasan negara-negara Teluk.
Penguasa Bahrain yang memimpin negara ini selama lebih dari 200 tahun mengundang militer Arab Saudi untuk membantu mereka menumpas aksi demo rakyat. Menurut Fars News, Koran The Guardian cetakan Inggris, pengamat mengkhawatirkan munculnya konflik antar negara Teluk Persia.
Partai al-Wefaq Bahrain sebagai kubu oposisi terkuat menilai intervensi militer Arab Saudi sebagai pengumuman perang. Kubu ini menekankan,"Kami menilai masuknya militer asing ke wilayah Bahrain dengan persenjataan lengkap sebagai bentuk nyata penjajahan."
Selain Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA) juga mengirim tentaranya ke Bahrain untuk membantu menumpas demonstrasi rakyat. Amerika Serikat yang memiliki pangkalan militer di Bahrain mendukung penuh langkah Arab Saudi.
The Guardian menulis, dukungan AS atas langkah Arab Saudi selaras dengan perubahan kebijakan luar negeri Washington yang mengutamakan demokrasi ketimbang stabilitas.
Koran al-Quds al-Arabi menyebut langkah Riyadh di Manama sangat berbahaya. "Petinggi Arab Saudi yang senantiasa menolak intervensi apapun di urusan internalnya telah melupakan kebijakannya ini dan malah mencampuri urusan internal negara lain," tulis al-Quds al-Arabi. (irib)