Sejak terpilih menjadi presiden dan memimpin Amerika Serikat, Barack Obama menuai reaksi pro dan kontra. Sebagian menyukai Obama sementara sebagian lainnya tidak senang dengan presiden kulit hitam pertama AS tersebut. Yang tidak senang dengan Obama di AS tentu ada, tapi apakah ada juga di Gedung Putih? Mungkin saja. Yang jelas, baru-baru ini Obama dibuat malu gara-gara dirinya tak bisa masuk ke dalam kantornya di Gedung Putih lantaran pintunya terkunci.
Sekembalinya Obama dari lawatan selama lima hari di kawasan Amerika Latin, ia langsung menuju ke Ruang Oval, agaknya untuk langsung kembali bekerja.
Tapi, Obama tidak dapat melakukannya karena pintu masuk Ruang Oval terkunci rapat. Parahnya lagi, momen terkuncinya sang presiden itu tak luput dari sorotan kamera.
Sang presiden melangkah yakin menuju ke kantor kemudian memegang gagang pintu untuk membukanya. Tapi, meski gagang pintu telah diputar, pintu itu tak terbuka. Untuk menutupi rasa malu, Obama terus berjalan tanpa memperlihatkan mimik muka bingung.
Sebuah situs internet yang memuat rekaman video terkuncinya Obama menyayangkan hal itu.
"Sayangnya, tidak ada tampang lucu atau kebingungan (di wajah Obama). Presiden Obama terus berjalan, bahkan tampaknya sambil bersiul saat berjalan untuk menciptakan kesan bahwa dirinya sama sekali tidak merasa kesal karena tidak dapat masuk ke Gedung Putih," demikian dilansir Mediaite.
Setelah melanjutkan berjalan sambil bersiul, Obama melewati pintu lainnya – yang juga terkunci – sebelum akhirnya bisa masuk ke dalam Gedung Putih.
Bagaimana mungkin seorang presiden terkunci? Para staf Gedung Putih mengaku tidak mendapatkan pemberitahuan perihal kedatangan Obama pada hari Rabu petang (24/3) waktu setempat dan langsung kembali bekerja.
Obama mempersingkat kunjungan terakhirnya ke El Salvador untuk menanggapi kritikan yang semakin banyak diarahkan terhadapnya terkait kebijakan yang diambil dalam krisis Libya.
Para pemimpin Partai Republik meminta penjelasan dari Obama terkait keputusannya menjatuhkan bom ke pasukan Kolonel Muammar Gaddafi. Mereka juga meminta jawaban mengenai cara mengakhiri kampanye militer tersebut.
Anggota dewan John Boehner, juru bicara dewan dan pemimpin top Republikan dalam Kongres AS, dalam sebuah surat untuk presiden menanyakan bagaimana cara Obama mengukur keberhasilan di Libya dan benarkan Kolonel Gaddafi harus mundur sebelum AS mengakhiri invasi di Libya.
Pada hari Kamis (25/3), Gedung Putih menepis kritikan yang diarahkan kepada Obama terkait keputusan menyerang Libya setelah muncul resolusi Dewan Keamanan PBB.
Gedung Putih mengatakan, Obama telah memberikan penjelasan di hadapan Kongres dan publik sebelum mulai melancarkan aksi militer.
Untuk mencegah agar peristiwa terkuncinya Obama di Gedung Putih tak terulang lagi di masa mendatang, mungkin sang presiden bisa mempertimbangkan membawa kunci – atau tukang kunci – saat bepergian ke luar negeri.
Apa pun itu, kejadian tersebut agaknya menjadi semacam pengingat. Meski Obama adalah seorang pemimpin negara adidaya, tak serta merta semua pintu jadi terbuka untuk dirinya, termasuk pintu kantornya sendiri.(SMcom)