Pergolakan di Mesir yang sudah mulai terjadi sejak 25 Januari lalu, saat ini bukan semakin mereda, tapi semakin memanas dan mencekam. Puluhan ribu orang dari manca Negara termasuk Indonesia, telah meningglkan Mesir. Keadaan di Mesir semkian tidak memento dan terancam kelaparan, karena bank-bank tutup, dan penduduk tidak melalukan penarikan dana melalui ATM.
Kemarin dua juta demonstran melakukan demonstrasi besar-besaran di hampir seluruh kota besar di Mesir termasuk di Kairo dan Iskandaria. Diberitakan melalui TV Al Jazeera yang disiarkan langsung oleh TV Indonesia, bahwa sekitar 2 juta demonstran melakukan demo terbesar dalam sejarah Mesir di lapangan At Tahrir (Kemerdekaan) di pusat Kota Kairo.
Pada awalnya, diberitakan bahwa pihak meliter tidak lagi mendukung Presiden Hosni Mubarak, tetapi mendukung para demonstran, dan membiarkan para demonstran dengan bebas menyampaikan aspirasinya dengan berbagai bentuk dan cara, termasuk yel-yel menutut agar Mubarak segera turun dari jabatannnya atau menggambarkan Hosni Mubarak sebagai Fir’aun.
Para demonstran yang dipimpin oleh ElBaradei menuntut agar Mubarak segera turun tanpa menunggu sampai akhir masa jabatannya yang akan berakhir bulan September yang akan datang. Tapi Mubarak menyatakan bahwa di tidak akan mundur sebagai Presiden Mesir, dan tidak akan meninggalkan negerinya sebagaimana yang telah dilakukan oleh Presiden Tunisia Bel Ali yang melarikan diri ke Arab Saudi. “Saya ingin mati di Mesir”, demikian Mubarak.
Walaupun Mubarak dalam pidato politiknya setelah “berkonsultasi” dengan sekutu politiknya Presiden AS, Obama, menyatakan bahwa dia tidak akan mencalonkan diri lagi dalam Pemilu yang akan datang, dan akan melakukan beberapa perubahan, termasuk usaha untuk mengatasi pengangguran dan kemiskinan, tapi para demonstran tidak bergeming, dan tetap menuntut agar Mubarak segera turun. Para demonstran anti Mubarak memberi batas waktu kepada Mubarak paling lambat Jumat 4 Februari untuk lengser dari jabatannya.
Semula melihat pihak militer Mesir sudah menyatakan memihak para demontran yang anti Mubrak, kita berharap agar krisis di Mesir akan segera berakhir. Masalahnya krisis di Mesir bila berlarut-larut, bukan hanya akan menguncang stabilitas di negara-negara Arab saja, sebagai penghasil minyak terbesar di dunia, terutama Arab Saudi. Tetapi juga dapat mengguncang seluruh perekonomian dunia, karena Terusan Suez sebagai “jalan pintas” kapal-kapal tanker pengangkut minyak dari Timur Tengah ke Eropa dan ke seluruh dunia bisa terganggu. Padahal sekitar 2 juta barel minyak setiap hari diangkut melalui Terusan Suez yang dibangun sejak abad ke 19 oleh Pernacis itu.
Namun siangnya waktu Mesir, atau malam hari Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB), kita dikejutkan oleh berita di TV dan internet bahwa pihak Meliter Mesir telah berbalik arah, yaitu kembali mendukung Hosni Mubarak. Dan di layar TVOne yang hampir seharian menyiarkan kerusuhan di Mesir itu, tampak ada demonstran yang pro Mubarak berhadapan langsung dengan demonstran lainnya yang anti Mubarak yang telah lebih dahulu mememenuhi lapangan At Tahrir. Pihak demonstran yang pro Mubarak, menurut reporter TV adalah anggota polisi yang berpakaian sipil, karena dapat dilihta dari bentuk rambutnya yang cepak, dan dari beberapa demonstran yang tertangkap dapat dibuktikan dari tanda pengenalnya bahwa mereka adalah aparat negara.
Siapa yang Paling Dirugikan Bila Mubarak Mundur?
Tak pelak lagi pihak yang paling diuntungkan selama tiga puluh tahun Hosni Mubarak berkuasa di Mesir sejak tahun 1981, adalah negara Israel. Selama tiga puluh tahun, Israel merasa aman dari serangan meiliter Mesir, yang setiap tahun mendapat “suntikan dana” dari Amerika Serikat yang pada dasarnya berasal dari perusahaan-perusahaan milik Yahudi di Amerika sebesar 3 miliar dolar atau 30 triliun rupiah. Disamping itu Israel menikmati 40 persen dari kebutuhan gas-nya dari Mesir dengan harga rendah di bawah harga internasional.
Tidak heran bila Harian Telegraph memperkirakan total kekayaan Mubarah adalah 20 miliar pounsterling, atau lebih dari 287 triliun. Mubarak menimbun uangnya di sejumlah bank di Swiss, Amerika Serikat, dan Inggris, sedangkan properti, dia memiliki istana yang sangat mewah di Inggris, Los Angeles, Washington, dan New York.
Sejak awal Israel menyatakan dukungannya kepada Hosni Mubarak, dan mengancam setiap pihak yang ingin menggulingkan Presiden Mesir ke-empat sejak negara Fir’aun itu menjadi Republik tahun 1952. Israel juga menginstrukasikan agar seluruh Duta Besarnya di Amerika dan Eropa dan seluruh dunia, agar mendukung Mubarak, dan “menakut-nakuti” negara lain akan bahaya besar bagi dunia bila yang berkuasa di Mesir adalah para pihak yang anti Israel.
Sementara itu Pemerintah AS melalui Presiden Obama, sekali lagi menunjukkan politik “bermuka dua”nya. Amerika Serikat tidak menunjukkan secara jelas dan nyata apakah mereka mendukung Mubarak agar tetap berkuasa atau mendukung para oposan yang menginginkan Mubarak segeara turun, padahal selama ini sangat jelas dukungan AS terhadap Mubarak.
Dengan demikian pihak yang paling merasa dirugikan bila Mubarak turun adalah Israel, karena belum tentu pemimpin Mesir berikutnya adalah yang pro Israel, apalagi bila pemimpin itu berasal dari Ikhwanul Muslimin yang terkenal sangat anti Israel. Perlu diketahui bahwa Mesir adalah sedikit dari negara-negara Arab (atau satu-satunya) yang mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel. Dan hanya di Mesir orang-orang Yahudi bisa hidup dengan aman, tentram dan nyaman.
Dapat Berakibat Perang Saudara
Dengan berpihaknya pihak meliter kepada Hosni Mubarak, padahal di lain pihak sebagian besar rakyta Mesir sudah sangat tidak suka dengan kepemimpinannya, maka tak pelak lagi akan terjadi bentrokan frontal antara para pendukung dan yang anti Mubarak pada setiap aksi demo.
Demo yang jauh lebih besar direncankan akan dilakukan besok Jumat, 4 Februari 2011 di selurh kota di Mesir, terutama di kota-kota besar seperti di kaoro dan Iskandariah. Kita tidak bisa membayangkan betapa banyak dan besarnya korban yang akan terjadi baik korban jiwa maupun yang luka-luka.
Sampai saat artikel ini diketik Kamis siang WIB atau jam 6 pagi waktu Kairo, berdasarkan berita Breaking News di TNOne, sudah tiga orang meninggal dunia dan 1500 orang luka-luka. Keadaan sangat mencekam, karena tidak nampak polisi atau tentara di At Tahrir Square. Tampaknya Pemerintah Mesir membiarkan saja rakytanya yang saling melukai dan saling membunuh.
Hal ini akan berakibat lebih parah, yaitu terjadi perang saudara di antara rakyat Mesir, yang punya peradaban dan sejarah yang sangat panjang ribuan tahun lalu itu, dengan peninggalan sejarah yang sangat luar biasa, yang tak ternilai harganya, yang sangat mengundang turis dari manca negara untuk mengujungi Mesir.
Tujuan wisata utama di Mesir antara lain, kota Luxor, Museum Kairo, Sungai Nil, Pyramid, Sphinx dan lain-lain, termasuk mumi Fir’aun yang sangat terkenal, yang bahkan disebut-sebut dalam Kitab Suci Agama Islam, Al Qura’an.
Salah satu hal yang sangat dikhawatirkan masyarakat dunia adalah rusaknya peninggalan sejarah berupa museum dan benda-benda bersejarah yang sangat berharga yang tidak dapat dinilai dengan uang. Kemarin saja diberitakan bahwa sebagian dari Museum Kairo telah terbakar.
Negara Mesir mengingatkan kita akan kekuasaan Raja Fir’aun atau Raja Faroh, yang sangat berkuasa dan kejam terhadap rakyatnya, bahkan Fir’aun ini mengaku dirinya sebagai Tuhan. Menurut ajaran Agama Islam, untuk menyadarkan Fir’aun ini, maka Allah menurunkan Nabi Musa AS untuk berdakwah kepada Fir’aun. Tapi Fir’aun menolak dan mementang Nabi Musa AS, sehingga Fir’aun ditenggelamkan Allah ke dalam laut, tapi mayatnya diselamatkan, untuk dapat dilihat oleh manusia sampai sekarang.
Di Mesir ini juga pernah hidup Nabi Yusuf AS, sebagai bendahara salah seorang Raja di Mesir, yang berkat kebijakan Nabi Yusuf AS maka rakyat Mesir dapat mengatasi musim kemarau yang lamanya 7 (tujuh) tahun. Dengan demikian Negara Mesir ini sangat berharga bagi umat Islam dan peradaban dunia untuk diselamatkan. Jangan sampi terjadi kerusakan-kerusakan terhadap peninggalan sejarah tersebut,
Dapat Mengakibatkan Resesi Dunia
Krisis dan chaos di Mesir yang berkepanjangan, apalagi bila sampai terjadi Perang Saudara, dapat berdampak ke seluruh dunia. Masalahnya, bisa terjadi perang lagi antara negara-negara Arab dengan Israel. Israel pasti akan dibantu oleh Amerika dan negara-negara Eropa, yang sudah pasti akan menyeret negara-negara lain di dunia termasuk Indonesia.
Bila terjadi perang saudara di Meir apalagi perang di negara-negara Arab dengan Israel, pasti pengiriman minyak dan produk-produk lain yang dibutuhkan dunia yang setiap hari diangkut melalui Terusan Sues akan tergganggu. Harga minyak yang saat in sudah melibihi 100 dolar per barel, akan jauh akan melambung lebih tinggi lagi. Apalagi bila dalam perang tersebut disertai dengan pengebomaan sumber-sumber dan kilang-kliang minyak di negara-negara Arab. Maka akan “kiamat”lah dunia.
Semoga hal terburuk ini tidak terjadi. Salah satu solusi terbaik adalah turunnya Hosni Mubarak secara “legowo”, walaupun dengan berat hati, demi intuk kemaslahatan (kebaikan) rakyat Mesir sendiri dan rakyat di seluruh dunia umumnya. Semoga tulisan kecil ini terbaca oleh para pemimpin di seluruh dunia, termasuk Presiden AS Obama, PM Israel, dan Presiden Mesir Hosni Muabarak agar tidak mementingkan diri mereka sendiri.
Semoga kita masih dilindungi Allah. Karena Allah-lah Yang Maha Kuasa terhadap segala sesuatu, dan Dia-lah yang “menggenggam” hati setiap umat manusia. Amin(kompasiana)
Semoga bermanfaat
Terimakasih