3 Feb 2011

Brown Perintahkan Pakistan Habisi Pimpinan Al-Qaeda

ImageLONDON – Gordon Brown, mantan perdana menteri Inggris, memerintahkan Presiden Pakistan Asif Ali Zardari membunuh pemimpin al-Qaeda Osama bin Laden.



Hal itu diungkapkan dalam sebuah kawat diplomatik yang dipublikasikan situs pembocor rahasia WikiLeaks.


Karena agaknya yakin bahwa bin Laden masih hidup dan bersembunyi di Pakistan, mantan PM Inggris tersebut memerintahkan Zardari menangkap Osama bin Laden dalam sebuah wawancara telepon pribadi pada Desember 2009 seperti dilaporkan Telegraph.


Kawat itu menambahkan bahwa para pejabat Pakistan kabarnya merasa tidak senang mendengar bahasa Brown yang agresif.


Kejadian itu termasuk di antara sejumlah referensi terhadap dugaan keberadaan bin Laden yang dijabarkan dalam kawat-kawat rahasia yang didapat WikiLeaks, hal itu menunjukkan bahwa perburuan terhadap bin Laden masih difokuskan di Pakistan meski ada informasi yang menyebut pemimpin al-Qaeda itu berada di Eropa.


Akan tetapi, Pakistan berulang kali membantah mengetahui keberadaan bin Laden dalam sejumlah pertemuan pribadi dengan Amerika.


Pada Januari 2008, Jenderal Besar Angkatan Darat Pakistan Ashfaq Kayani mengatakan kepada para senator AS yang datang berkunjung bahwa mengkritk Pakistan karena tidak mampu menemukan bin Laden adalah hal yang tidak adil.


Ia menambahkan bahwa dirinya akan menempatkan rekam jejak Pakistan dalam memburu dan menangkap para personel al-Qaeda terhadap negara lain.


Pada bulan September 2009, Menteri Dalam Negeri Pakistan Rehman Malik mengatakan kepada para diplomat AS bahwa mereka tidak punya petunjuk mengenai keberadaan bin Laden.


"Bin Laden mengirimkan keluarganya ke Iran, jadi masuk akal jika dia mungkin ada di sana," demikian kata Malik.


"Kemungkinan lain, ia bisa saja bersembunyi di Arab Saudi atau Yaman, atau mungkin ia sudah meninggal," tambahnya.


Namun, pemerintah Tajikistan mengklaim bahwa ada "banyak" orang di Pakistan yang tahu di mana bin Laden bersembunyi.


Dalam sebuah pertemuan dengan Duta Besar AS pada Desember 2009, pejabat senior antiterorisme Tajik, Jenderal Abdullo Sadulloevich Nazarov mengatakan, "Di Pakistan, Osama bin Laden bukan orang yang tak tersentuh. Banyak yang tahu ia berada di Waziristan Utara."


Namun, para simpatisan dalam pasukan keamanan Pakistan memberikan informasi kepada al-Qaeda jika akan dimulai pencarian terhadap bin Laden, tambahnya.


Pencarian bin Laden juga terganjal oleh kegagalan intelijen Amerika sendiri.


Pada Mei 2008, Kamran Rasool, menteri pertahanan Pakistan waktu itu, mengatakan bahwa AS telah memotret seorang pria yang mereka yakini bin Laden dan meminta Pakistan menangkapnya.


"Pasukan Pakistan menindaklanjutinya, tapi kemudian diketahui bahwa dia ternyata bukan bin Laden," demikian isi rekaman pertemuan itu. Rasool mengatakan bahwa Pakistan selalu bertindak cepat dan selalu berhasil saat diberi informasi oleh AS.


Januari 2010, Duta Besar AS untuk Madrid dipaksa menyampaikan permintaan maaf yang memalukan setelah FBI ketahuan memakai foto seorang politikus Spanyol untuk menciptakan foto rekayasa digital yang menggambarkan kemungkinan wajah bin Laden saat ini.


Gaspar Llamazares, pemimpin Koalisi Kiri Bersatu di parlemen Spanyol, mengaku tak lagi merasa aman saat bepergian setelah rambut dan sebagian wajahnya dipergunakan untuk membuat poster buronan. (suaramedia)