4 Feb 2011

Setelah Shalat Jumat Rakyat Mesir Tuntut "Hari Kepergian"

ImageJumat lalu, puluhan ribu massa Mesir meneriakkan turunnya Presiden Hosni Mubarak. Hari ini, mereka dengan jumlah yang lebih besar akan kembali menyerukannya dalam aksi yang sama, yang diberi label "Hari Kepergian".


Provokasi kubu pro-Mubarak tak menyurutkan langkah. Massa mulai kembali bergerak ke Tahrir Square. Protes besar jauh mereka berharap akan meminta presiden untuk mundur sekarang.


Suasana mencekam sejak Kamis. Eskalasi serangan meningkat, termasuk pada wartawan. Para pekerja pers ini mengatakan terlalu berbahaya untuk berada di Tahrir Square atau untuk merekam langsung apa yang terjadi di Tahrir Square.


Koresponden CNN, Anderson Cooper, mengatakan tidak jelas apakah penyelenggara protes yang direncanakan setelah shalat Jumat akan sama dengan jumlah mereka minggu lalu dan mampu menjangkau istana presiden, kata Cooper. "Namun ketegangan sudah mulai dibangun sebelum fajar Jumat," katanya.


Mubarak mengatakan kepada ABC News bahwa ia terganggu oleh bentrokan berdarah yang pecah Rabu di Tahrir Square.


Sementara Amerika Serikat dan negara-negara lain mengutuk meningkatnya serangan terhadap wartawan dan diplomat, Mubarak menolak anggapan bahwa pemerintah menghasut kekerasan di negara itu. Ia menyalahkan Ikhwanul Muslimin, sebuah kelompok payung Islam yang dilarang di Mesir. "Saya tidak peduli apa yang orang katakan tentang saya," kata Mubarak ABC. "Sekarang saya peduli tentang negara saya, saya peduli Mesir."


republika