Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei dalam khotbah Jum'at di kota Tehran, pekan lalu menyebut Sepuluh Hari Fajar Kemenangan Revolusi Islam tahun ini sebagai fenomena yang punya nilai penting. Beliau mengatakan, "Setelah berjuang bertahun-tahun, bangsa Iran kini menyaksikan gaung gerakan ini telah terdengar dengan keras di berbagai belahan lain dunia Islam." Yang menakjubkan, Mubarak lengser saat masyarakat hari kemenangan Revolusi Islam Iran ke-32. Tidaklah salah, bila Rahbar menyebut peringatan Revolusi Islam Iran tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Rahbar dalm pidatonya, pekan lalu, juga mengatakan bahwa Mubarak akan senasib dengan Shah yang terkatung-katung setelah ditolak bekas majikannya. Stephen Kinzer, jurnalis pemenang koresponden terbaik dan penulis buku Reset: Iran, Turkey and America's Future menduga, Mubarak akan hidup di pengasingan.
Saat rakyat Mesir di Tahrir Square merayakan kemunduran dirinya, Mubarak sudah berada di resort pribadinya di tepi pantai Sharm el-Sheikh, di ujung selatan semenanjung Sinai. Ini adalah kota resor paling indah, menawarkan kasino megah dan disko, scuba diving, serta koktail lezat di Four Seasons dan Ritz-Carlton. Hard Rock Cafe juga tak pernah sepi pengunjung di sana.
Seberapa lama Hosni Mubarak akan berdiam di Sharm el-Sheikh setelah terguling dari kursi presiden Mesir? Hidup selamanya di samping Laut Merah, tidak mungkin menjadi pilihan bagi Mubarak, kata Kinzer. Belum lagi bila angin politik berubah, dia bisa dikejar-kejar untuk alasan korupsi selama 30 tahun memerintah.
"Mungkin antara Arab Saudi, Inggris, atau bahkan Israel," kata Kinzer.
Kinzer menambahkan, "Seperti Shah Iran yang digulingkan, yang setelah jatuh pada tahun 1979 menjadi miliarder mobile, mendarat pertama di Mesir, di mana Presiden Anwar Sadat hangat menyambutnya, maka Mubarak mungkin akan ke Maroko, Meksiko, Bahama, dan Amerika Serikat, sebelum kembali ke Mesir, di mana ia meninggal."
Menurut Kinzer, Mubarak perlu mencari tempat yang akan memungkinkan dia untuk hidup dengan baik tanpa khawatir tentang kemungkinan gangguan seperti tuntutan hukum, tuntutan ekstradisi, serangan mafia, atau pembunuh.
Kinzer memprediksikan, Mubarak bakal terbang ke Inggris atau Arab Saudi. Keluarga al-Saud, penguasa Arab saudi, memiliki catatan yang menawarkan perlindungan bagi buronan dari berbagai negara. Menurut Kinzer, pilihan Saudi menawarkan beberapa keunggulan. Mubarak akan hidup di antara pangeran Saudi, dan aman dari surat perintah penangkapan internasional.
Adapun Inggris adalah pilihan yang tidak tepat bagi Mubarak. Meski Inggris merupakan kampung halaman istrinya, dan dia memiliki istana di sana, mungkin tak bakal menjadi sarangnya. "Terlalu gampang ditebak kalau dia pindah ke sana," katanya.
Salah satu pilihan adalah Montenegro kecil, di mana Gamal Mubarak memiliki kepentingan bisnis, termasuk saham besar di telekomunikasi dan perusahaan pariwisata. Salah satu perusahaan sedang membangun sebuah kompleks mewah di Semenanjung Lustica cantik, yang menonjol keluar ke laut Adriatik. Sejumlah analis juga menyebutkan bahwa ada kemungkinan Mubarak akan berlindung di Uni Emirat Arab. Sebab, rezim Mubarak sebelumnya mengutus dinas rahasia ke Uni Emirat Arab. Diperkirakan bahwa kunjungan Direkatur Dinas Rahasia Uni Emirat Arab ke Mesir bertujuan membicarakan kaburnya Mubarak dari Mesir. Dengan demikian, Uni Emirat Arab juga bisa menjadi alternatif bagi Mubarak sebagai tempat pengasingan. Meski demikian, Israel juga bisa menjadi pilihan yang aman bagi Mubarak yang selama berkuasa memberikan layangan luar biasa kepada Tel Aviv.
Sejumlah sumber menyatakan bahwa Mubarak telah meninggalkan Mesir langsung setelah menyampaikan pidatonya kemarin malam. Namun sumber lainnya menyebutkan bahwa Mubarak telah meninggalkan Mesir setelah merekam pidatonya dan sebelum penayangannya. (IRIB/FarsNews/AFP/Republika/AR)