Mantan gubernur Alaska dan kandidat wakil presiden partai Republik tahun 2008, Sarah Palin, mengkritik pemerintahan Obama karena tidak cukup berbuat untuk menyelesaikan krisis di Mesir, salah satu sekutu utama AS di Timur Tengah.
Palin mengatakan bahwa Gedung Putih tidak berbuat banyak untuk memberitahu warga Amerika tentang apa yang terjadi di Mesir.
Dia mengatakan bahwa AS tidak boleh membiarkan Mesir dipimpin oleh Ikhwanul Muslimin.
Menurut Politico, Palin tidak memberikan rincian tentang bagaimana ia akan mengatasi krisis itu, hanya mengatakan, "Kita memerlukan kekuatan dan pikiran yang masuk akal di Gedung Putih. Kita perlu tahu apa yang dibela oleh Amerika sehingga kita bisa tahu siapa yang akan dibela Amerika."
Sarah Palin, dalam wawancara dengan Christian Broadcasting Network, mengatakan bahwa revolusi di Mesir adalah "panggilan telepon ke Gedung Putih pukul tiga dini hari untuk Presiden Barack Obama yang langsung diterima oleh mesin penjawab telepon."
Palin juga mempertanyakan apakah mereka yang berteriak-teriak untuk demokrasi di Mesir bisa dipercaya. Palin merekam wawancaranya dengan David Brody, koresponden CBN di Gedung Putih, pada Jumat malam setelah pidatonya di Reagan Ranch Center di Santa Barbara, memperingati ulang tahun ke-100 mendiang Presiden Ronald Reagan.
Palin tidak mengatakan apa yang dia percaya harusnya dilakukan dalam merespon gejolak di Mesir. Tapi dia mengakui bahwa perubahan kepemimpinan di negara itu sudah dekat.
"Siapa yang akan mengisi kekosongan itu," tanya Palin. "Mubarak, dia sudah pergi. Apakah itu akan Ikwanul Muslimin? Kita tidak boleh membiarkan itu."
"Kita tidak boleh mendukung dan membela Islam radikal mana pun, karena itu kita perlu tahun siapa dalang di balik gejolak, revolusi dan protes ini agar keputusan yang baik bisa diambil dalam hal siapa yang akan kita dukung dan bela," ujarnya.
Palin mengatakan bahwa pemerintahan Obama belum cukup menjelaskan situasinya kepada masyarakat Amerika.
"Tentu mereka tahu lebih banyak daripada kita tentang siapa yang akan mengambil alih tempat Mubarak," ujarnya.
Dalam puncak protes minggu lalu, Obama mengatakan sebuah transisi yang tertib di Mesir harus dimulai sekarang juga, meskipun Mubarak mengatakan akan tetap berkuasa sampai pemilihan bulan September mendatang.
suaramedia.com
