Salah seorang anggota Pengadilan Kriminal Internasional, Rabu (23/2) menyatakan bahwa rezim Muammar Gaddafi dalam beberapa hari terakhir telah membunuh sekitar 10 ribu warga Libya di berbagai kota negara itu.
Kantor berita IRNA melaporkan, televisi Al Arabiya beberapa waktu lalu menyiarkan berita tersebut dan menyatakan bahwa di kota Benghazi saja sekitar dua ribu orang tewas. Mengingat rezim Gaddafi juga memiliki senjata kimia, tidak menutup kemungkinan ia akan menggunakan senjata terlarang itu untuk membantai warganya.
Sementara itu, sebuah jet tempur Libya kemarin dilaporkan jatuh, namun pilot dan co pilot berhasil menyelamatkan diri dengan parasut. Disebutkan bahwa awak jet tempur tersebut menolak perintah atasannya untuk membom Benghazi.
Sebuah harian Libya mengatakan pesawat itu diberi perintah untuk membom kota Benghazi, tetapi para kru menolak untuk menjalankan misi mematikan itu.
Pembangkangan itu muncul setelah Gaddafi berjanji untuk menghancurkan revolusi rakyat di negara kaya minyak ini. Pemerintah bahkan menggunakan serangan udara untuk menekan para demonstran pro-demokrasi.
Sejauh ini pemerintah diktator Libya telah kehilangan kontrol atas sejumlah kota di negara itu dan sepenuhnya dikendalikan oleh para demonstran. Tentara di kota pesisir Tobruk, yang terletak dekat perbatasan Mesir, mengatakan pasukan Gaddafi telah kehilangan kendali atas wilayah tersebut.
Sementara itu, para pembelot dari kalangan militer di Libya timur dilaporkan telah memobilisasi pertahanan untuk membela warga atas kemungkinan serangan pasukan Gaddafi. (IRIB/RM)