Sekutu utama Pemimpin Libya di Amerika Latin, Mantan Pemimpin Kuba Fidel Castro mengatakan terlalu pagi untuk mengkritik pemerintahan Libya, tetapi dalam waktu yang bersamaan, ia juga menengarai adanya sesuatu yang direncanakan, yaitu bahwa Amerika Serikat, memimpin invasi terhadap negara di Afrika utara itu.
Castro memanfaatkan kolom yang dipublikasikan media Kuba, Selasa (22/2) kemarin, menuduh negara adi kuasa tersebut merencanakan sesuatu yakni dengan mengondisikan NATO melakukan invasi di Libya, dengan mengontrol produksi olinya. Dia mengatakan, hal itu bakal mungkin terjadi. "Pertanyaan pada beberapa jam atau hari ke depan," ujarnya.
Ia menambahkan, rencana tersebut, "harus dikecam." Pemimpin revolusi komunis tersebut bahkan lebih khawatir terkait laporan media Arab dan Barat yang memberitakan tentang aparat kemanan Libya yang loyal terhadap Presiden Muamma Ghaddafi membantai para demonstran yang melakukan aksi unjuk rasa.
Ia mengatakan, "kita hanya menunggu waktu lebih lama untuk mengetahui dengan teliti seberapa banyak fakta atau kebohongan."
republika.co.id