Aksi demonstrasi besar-besaran Rakyat Bahrain pro-demokrasi berujung bentrok, Pasukan keamanan Bahrain menembak mati dua demonstran Syiah pada saat pemakaman seorang pro-demokrasi yang meninggal akibat luka parah yang dideritanya, sehari setelah unjuk rasa "Hari Kemarahan" di Manama kemarin (14/2).
Press TV melaporkan, dua demonstran itu ditembak tewas di luar sebuah rumah sakit di Manama, tempat penyimpanan jenazah demonstrator yang meninggal kemarin. Pengunjuk rasa berusia 22 tahun itu meninggal terkena tembakan peluru di punggungnya.
Berita kematian demonstran itu membuat para aktivis Bahrain lebih gencar menyebarkan seruan partisipasi seluruh warga negara ini untuk meningkatkan protes pro-demokrasi.
Namun polisi, bentrok dengan para pengunjuk rasa saat mencoba membubarkan massa yang berdemo saat proses pemakaman.
Kemarin (Senin, 14/2) aksi protes terjadi di sejumlah distrik yang mayoritas warganya berwarga Syiah, termasuk Darraz dan Sanabis di sebelah barat Manama, Sitra di timur ibukota, dan Jed Hafsh di sebelah utara, serta kawasan bersejarah Balad al-Qadim di pada pusat kota.
Pasukan keamanan dan polisi anti-huru-hara dikerahkan di jalan-jalan utama menuju ibukota untuk mencegah berkumpulnya demonstran yang telah diminta untuk berpartisipasi.
Mayoritas warga Syiah Bahrain berada di bawah kekuasaan keluarga Raja Sunni Syeikh Hamd bin Isa al-Khalifa. Sejumlah jabatan kementerian kunci di Bahrain juga hanya dijabat oleh pejabat Sunni.
Mayoritas penduduk Syiah Bahrain mengeluhkan diskriminasi dan penindasan oleh pemerintah.
Adapun penumpasan segala bentuk penentangan oleh pemerintah telah diberlakukan sejak pemilu kontroversial Bahrain pada bulan Agustus tahun lalu.
irib.ir
