Situs Pemberitaan Al Rasheed melaporkan. Pasukan keamanan Arab Saudi dalam bersiaga penuh guna mengantisipasi kemungkinan aksi demo di negaranya, kesiagaan ini tidak ada batas waktu ditentukan untuk wilayah timur yang kaya minyak. Wilayah timur Arab Saudi disebut-sebut sebagai daerah yang rawan aksi unjuk rasa. Untuk itu, pasukan keamanan mulai dikerahkan di wilayah timur Arab Saudi.
Arab Saudi saat ini benar-benar ketakutan menyusul lengsernya rezim Ben Ali di Tunisia dan Mubarak di Mesir. Revolusi rakyat di dua negara ini menjadi momok tersendiri bagi kerajaan Arab Saudi. Apalagi beberapa hari terakhir ini diberitakan kondisi fisik Raja Arab Saudi yang kian memburuk, bahkan sumber pemberitaaan tertentu melaporkan bahwa Raja Abdullah bin Abdul Aziz meninggal dunia di Maroko. Simpang siur pemberitaan kondisi fisik Raja Abdullah membuat pemerintah Arab Saudi mengerahkan pasukan di titik-titik daerah sensitif.
Departemen Dalam Negeri Arab Saudi menyatakan bahwa 50 persen pasukan keamanan negara ini dikerahkan di wilayah timur yang juga kaya minyak. Belum lama ini, masyarakat Arab Saudi menggelar aksi unjuk rasa yang memprotes layanan pemerintah atas daerah-daerah yang terkena banjir.
Beberapa waktu lalu, polisi Arab Saudi juga menangkap 50 perempuan yang menuntut pembebasan para tahanan yang dipenjara tanpa prosedur pengadilan. Menurut laporan tersebut, para tahanan itu dijebloskan ke penjara dengan alasan terlibat dalam gerakan Al-Qaedah. Situs Al-Rasheed juga melaporkan bahawa para pejabat keamanan Arab Saudi mengeluarkan instruksi untuk mengontrol ketat para pemuda. Selasa lalu, sebuah partai oposisi di Arab Saudi medeklarasikan eksistensinya dan menuntut pembatasan wewenang raja di negara ini.
(IRIB/INN/AR/SL)