Sejumlah warga Afghanistan yang mengenakan baju tradisional terlihat di sebuah pasar sementara komandan unit militer meyakinkan kembali para tetua bahwa pasukannya berada di sana untuk melindungi mereka.
Meski amat kental suasana Afghanistan, pasar tersebut sebenarnya terletak di sebuah distrik di timur Inggris, tepatnya di Norfolk, jauh dari lokasi para prajurit memerangi Taliban.
Desa itu, Ishmara, yang terletak di kompleks Stanford Training Area, tujuh mildari Thetford, tersebut memang dirancang agar terlihat, terasa, dan terdengar seperti lokasi yang sesungguhnya.
Desa itu saat ini dipergunakan oleh pasukan dari 1 Rifles yang tengah bersiap diterjunkan ke Provinsi Helmand musim semi ini.
Yang menjadi bagian penting dalam pelatihan itu adalah interaksi para prajurit dengan "penduduk setempat", yakni sekitar 120 orang warga Afghanistan yang diasingkan dan mengajukan diri sebagai sukarelawan untuk membantu pasukan Inggris mempelajari budaya dari Afghanistan selatan.
Di lokasi yang dibangun pada tahun 2008 itu, terdapat rumah-rumah, toko-toko, serta pasar terbuka. Para warga Afghanistan yang diasingkan berperan sebagai penduduk desa.
Para prajurit berpatroli dalam pasar. Keranjang-keranjang buah yang ada di sana dipenuhi oleh buah-buahan dari plastik.
Amanullah Darwis, seorang mantan personel kepolisian Afghanistan yang hijrah ke Inggris pada tahun 1999 terkadang berperan menjadi warga setempat yang berusaha mendekati seorang prajurit untuk menukarkan sepeda dengan senjata.
"Saat para prajurit Inggris datang ke Afghanistan, mereka akan mempelajari sesuatu dari kami," katanya.
"Itulah mengapa ada begitu banyak orang di sini," tambahnya.
Para personel mengatakan bahwa lokasi itu menyediakan pelatihan yang penting bagi prajurit yang sebagian besarnya belum pernah menginjakkan kaki di Afghanistan.
Mayor Marcus Luckyn-Malone mengatakan pelatihan tersebut membantu "para prajurit dari semua tingkat kepangkatan untuk memahami seperti apa kehidupan di Helmand."
Di sana juga ada pelatihan militer, termasuk latihan mengevakuasi para prajurit yang terluka sambil melayang di atas asap berwarna ungu.
Saat para prajurit berjalan susah payah menembus tanah berhutan, mereka dihujani tembakan simulasi senjata otomatis. Mereka berlaku selayaknya ada di Afghanistan, yakni berlari, mencari perlindungan, kemudian membalas tembakan.
"Memiliki desa seperti ini, memiliki rakyat Afghanistan yang menjadi polisi Afghanistan, prajurit Afghanistan, dan warga setempat, maka hal itu akan menambahkan kesan nyata," kata Mayor Jenderal John Lorimer yang memimpin pasukan Inggris di Helmand pada 2007 dan berada di sana untuk menyaksikan latihan.
Namun, masih harus dinantikan hingga kapan desa itu tetap dipertahankan.
Jika Perdana Menteri David Cameron menepati janjinya dan seluruh prajurit Inggris ditarik keluar dari Afghanistan pada akhir 2014, maka kawasan itu dapat ditransformasikan menjadi bagian dunia lainnya atau kembali menjadi Norfolk. (Suaramedia.com)