Para pakar yang berpartisipasi dalam sebuah seminar yang diselenggarakan di Kairo, mengkritisi peran kelompok Islam dalam pemilu di 5 negara Arab, menegaskan bahwa partisipasi mereka dalam pemilu lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya bagi mereka.
Dalam seminar yang diselenggarakan untuk membahas buku "Antara Agama dan Politik: Kelompok Islamis di parlemen Arab," penulis buku, Dr. Amr Hamzawy dan Dr. Nathan Brown, yang merupakan profesor hubungan internasional dan peneliti di Carnegie Endowment for International Peace, mengatakan bahwa masuknya kelompok Islam dalam pemilu di 5 negara-negara Arab (Mesir, Yaman, Yordania, Maroko, Palestina) "menyakiti" mereka secara signifikan, terutama di hadapan sistem politik semi otoriter yang tidak memberikan kesempatan secara terbuka untuk adanya kompetisi politik yang bersih.
Brown dalam simposium yang diselenggarakan pada Senin malam lalu (13/12) oleh Alternatif Forum Arab di Kairo mengatakan,"Meningkatnya penangkapan dan perbedaan yang terjadi dalam kelompok-kelompok Islam sebagai hasil dari kemitraan ini tidak sebanding dengan pendapatan yang mereka peroleh dari ikut berpartisipasi dalam kehidupan politik di dalam rezim otoriter di dunia Arab," menurut laporan situs IslamOnline.
Sedangkan Dr. Amr Hamzawy melihat bahwa partisipasi gerakan Islam dalam pemilu, sebelumnya harus menetapkan tantangan utama yang disoroti seperti "bagaimana menyeimbangkan antara politik dan advokasi, gerakan apa yang dapat merugikan langkah mereka", khususnya partisipasi ini dikaitkan dengan beberapa keterbatasan, termasuk memotivasi untuk mengurangi partisipasi minimum serta untuk pengelolaan sengketa internal,"katanya.
Berkenaan dengan apa yang dimaksud dengan "partisipasi minimum," Hamzawy menjelaskan bahwa partisipasi kelompok Islam dalam pemilu pada sistem ini, memberikan mereka tingkat minimum kebebasan dan mobilitas untuk berpartisipasi dalam kehidupan politikdi dunia Arab, yang membuat manfaat dari partisipasi tersebut melemah pada waktu itu, sedangkan yang diharapkan dari opini publik adanya perubahan yang signifikan di tangan gerakan-gerakan ini, seperti halnya untuk gerakan Islam di Maroko (Partai Keadilan dan Pembangunan, yang mencapai hasil yang terbatas dalam pemilu legislatif terakhir). (eramuslim.com)