Presiden Turki Abdullah Gul mengkritik keras kebijakan bermusuhan rezim Zionis Israel. Sebagaimana dilaporkan situs televisi al-Alam kemarin (Ahad,14/11), Gul menyinggung memburuknya hubungan Ankara dan Tel Aviv akibat kebijakan arogan rezim Zionis Israel di kawasan. Dikatakannya, hubungan buruk kedua pihak tidak ada hubungannya dengan warga Yahudi yang tinggal di Turki.
Meski pejabat Ankara berkali-kali mendesak Tel Aviv secara resmi meminta maaf atas serangan mereka terhadap Armada Kebebasan dan membayar ganti rugi kepada para korban aksi brutal itu, namun para pejabat Israel hingga kini belum merespon permintaan Turki.
Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan, Jumat lalu juga mendesak Tel Aviv meminta maaf kepada Ankara. Ia mengatakan, Ankara tidak akan melakukan pembicaraan dengan Tel Aviv kecuali rezim itu meminta maaf dan membayar ganti rugi atas serangan biadab terhadap kapal-kapal bantuan kemanusiaan Gaza di perairan internasional.
Erdogan juga mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menangani aktivitas nuklir ilegal Israel. Ditegaskannya, aktivitas nuklir Israel yang keluar dari Traktat Non Proliferasi Nuklir (NPT) membahayakan keamanan dan stabilitas kawasan. (irib.ir)