Seorang pria bersenjata melakukan penembakan di restoran atau seorang pria menempatkan bom di sebuah tempat yang ramai, sebuah jurnal online yang berafiliasi dengan al Qaeda mendorong orang-orang untuk melancarkan serangan 'serigala tunggal' pada AS daripada bepergian ke luar negeri untuk bergabung dengan kelompok itu.
Menurut laporan Washington Times, edisi terbaru majalah Inspire, yang dirilis minggu ini, mengatakan serangan dengan senjata api - seperti restoran di daerah-Washington adalah cara yang lebih efektif untuk calon 'martir' untuk perang melawan Amerika Serikat.
"Jangan mencoba untuk melakukan perjalanan ke luar negeri untuk bergabung dengan perlawanan secara terang-terangan," tulis sebuah artikel di majalah yang diberikan kepada The Washington Times oleh Middle East Media Research Institute, yang melacak publikasi al Qaeda.
"Kami sangat menganjurkan saudara-saudara kita untuk menyerang di tanah AS," kata artikel yang berjudul "Tips untuk saudara-saudara Kami di Amerika Serikat."
Majalah setebal 74-halaman penuh warna itu diproduksi secara online ddalam bentuk portable document format (PDF) oleh kelompok afiliasi Al Qaeda yang berbasis di Yaman, tampaknya ditulis oleh sejumlah kecil ekstremis yang mampu berbahasa Inggris dan dibesarkan di AS, laporan Washington Times memberitakan.
Rilisan minggu ini adalah edisi kedua. Yang pertama diterbitkan pada bulan Juni. Sebagian besar dari edisi baru pernah diterbitkan sebelumnya atau merupakan pengerjaan ulang dari material lama, kata laporan itu.
"Sebuah penembakan acak yang mengamuk di sebuah restoran yang ramai di Washington DC pada jam makan siang, misalnya, akan berakhir dengan pemecatan beberapa pegawai pemerintah" dan akan menarik "perhatian tambahan media", artikel tersebut menyarankan.
Artikel lain menyarankan untuk menggunakan pisau di depan sebuah truk pickup untuk digunakan "sebagai mesin pemotong, bukan untuk memotong rumput, tetapi merobohkan musuh-musuh".
"Pilih lokasi dan waktu Anda dengan hati-hati. Pergilah ke lokasi yang paling ramai. Untuk mencapai pembantaian maksimum, Anda perlu mengambil sebagai kecepatan sebanyak yang Anda bisa dengan tetap mempertahankan kontrol yang baik," artikel itu menyatakan.
Menurut Washington Times, taktik itu mengingatkan pada serangan pada Maret 2006, ketika Mohammed Taheri-azar, seorang warga negara AS kelahiran Iran, melukai sembilan orang dengan kendaraan SUV di kampus University of North Carolina di Chapel Hill.
Pada bulan November 2009, psikiater Tentara AS Mayor Nidal Malik Hasan melakukan penembakan membabi-buta Fort Hood, Texas, yang menewaskan 13 orang dan melukai 32 lainnya.
Awal tahun ini, Faizal Shazad, warga AS kelahiran Pakistan mencoba meledakkan bom mentah di Times Square di New York.
Laporan Washington Times mengatakan bahwa analis militer mengingatkan serangan tunggal bisa sulit untuk dicegah karena tindakan semacam itu melibatkan komunikasi dan persiapan yang sangat sedikit.
Brian Fishman, seorang peneliti di Combating Terrorism Center di US Military Academy di West Point, New York, mencatat bahwa Atiyah Abd al-Rahman, seorang pemimpin tingkat kedua di kelompok pusat Al Qaeda yang berbasis di perbatasan Afghanistan-Pakistan, baru-baru ini memuat pernyataan di situs mereka yang mendesak rekrutan untuk tidak mencoba datang ke Pakistan. (Suaramedia.com)