Untuk pertama kalinya, di Kanada, sebuah pengadilan tingkat banding akan memutuskan apakah seorang wanita dapat bersaksi di pengadilan sambil mengenakan sebuah niqab.
Pengadilan Banding Ontario dijadwalkan untuk merilis keputusannya pada Rabu waktu setempat dalam kasus seorang wanita 32 tahun yang mengatakan bahwa ia dilecehkan secara seksual ketika masih seorang anak-anak oleh dua kenalannya.
Kasus tersebut bermula pada tahun 2007 ketika seorang wanita yang kini berusia 32 tahun dan diidentifikasi hanya sebagai N.S., mengatakan kepada polisi bahwa dia dilecehkan secara seksual ketika ia berusia antara enam dan 10 tahun.
Keputusan tersebut akan dileluarkan hanya beberapa hari setelah dewan konstitusional Perancis menyetujui legislasi yang akan melarang pemakaian sebuah burqa atau niqab di tempat-tempat publik. Para wanita yang mengenakan pakaian yang menutupi wajah dapat menghadapi denda hampir $200. Siapa saja di Perancis yang memaksa seorang wanita untuk mengenakan sebuah burqa atau niqab dapat dihukum satu tahun dalam penjara.
Pada kasus sebelum Pengadilan Banding Ontario, wanita tersebut pada awalnya diperintahkan oleh seorang hakim pengadilan provinsi pada Oktober 2008 untuk melepaskan kerudung Muslimnya, yang menutupi sebagian besar wajahnya kecuali matanya, sambil bersaksi di siding dengar pendapat pendahuluan dari terdakwa.
Wanita yang diduga korban pelecehan seksual tersebut menolak dan Pengadilan Banding Ontario mendengar argumen untuk pengadilan mahkota dan pertahanan, begitu juga dengan beberapa kelompok lain, selama dua hari sidang dengar pendapat tersebut pada bulan Juni.
Selama penyelidikan pendahuluan, yang diadakan untuk melihat apakah ada cukup bukti untuk maju ke persidangan, hakim memerintahkan N. S. untuk melepas burqanya untuk bersaksi. Setelah melalui Pengadilan Teratas, kasus tersebut sekarang berakhir pada Pengadilan Banding.
Seorang pengacara salah satu dari terdakwa mengatakan bahwa N.S. harus mengatakan bahwa ia menolak untuk bersaksi tanpa wajahnya ditutupi, hanya bahwa ia akan merasa lebih nyaman dengan mengenakan niqab.
Tanpa dapat menunjukkan wajah seorang saksi, petunjuk-petunjuk pada sikapnya hilang dan menghalangi kemampuan terdakwa untuk sepenuhnya memeriksanya, Michael Dineen mengatakan.
Pemerintah Ontario mendesak pengadilan untuk tidak mengeluarkan sebuah "pernyataan samar-samar dan datar yang menyatakan permis tanpa memberikan bukti" dan meskipun merancang sebuah kerangka kerja legal begi pengadilan untuk memutuskan masalah pada sebuah dasar dari kasus ke kasus. Pengadilan banding tersebut bisa saja, contohnya, memperbolehkan batasan interogasi seorang saksi wanita Muslim, untuk memastikan bahwa alasan keagamaannya mengenakan niqab adalah sah.
Seorang pengacara untuk salah satu dari dua terdakwa berpendapat bahwa ada sebuah hak yang bertahan lama untuk menilai sikap saksi-saksi ketika mereka bersaksi dan wanita tersebut harus melepaskan niqab.
Kongres Muslim Kanada mengesampingkan dengan para terdakwa dan pengacaranya mengatakan pada pengadilan bahwa mengenakan niqab adalah sebuah pernyataan politik dan masalahnya adalah bukan tentang kebebasan beragama.
Komisi Hak Asasi Manusia Ontario dan yayasan Legal Pendidikan dan Tidnakan wanita (Legal Education and Action Fund – LEAF) berpendapat dalam mendukung hak wanita untuk bersaksi sambil mengenakan niqab. Pengacara tersebut mewakili LEAF yang disarankan bahwa para wanita tidak seharusnya "tidak mengualngi lagi secara paksa melepas kedurung tersebut," jika diputuskan untuk melepas" niqab di pengadilan. (Suaramedia.com)