Pasukan komando Israel menembakkan 308 peluru ke kapal bantuan tujuan Gaza pada bulan Mei lalu. Menurut klaim jenderal utama Zionis Israel, Letnan Jendral Gabi Ashkenazi, ratusan peluru itu dimuntahkan untuk menghalau para penumpang yang menyerang tentara dengan senjata mematikan, termasuk pistol mesin Uzi yang dirampas.
Dalam babak kedua kesaksian di depan komisi penyelidik, Ashkenazi, hari Ahad (25/10) menyatakan bahwa pembunuhan sembilan aktivis Turki oleh angkatan laut Israel di kapal Mavi Marmara tidak bisa dihindarkan.
Sebagaimana dilaporkan Reuters, Pasukan komando marinir yang dilengkapi peralatan antihuru-hara menggunakan tembakan amunisi untuk menghadapi para penumpang bersenjata. Menurut klaim Ashkenazi, jika angkatan laut Israel tidak melakukan hal ini, akan ada korban lebih banyak.
Sebelumnya, Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan memberikan dua pilihan kepada Rezim Zionis Israel. Pertama bersedia meminta maaf secara resmi kepada Turki karena tindakan brutalnya membantai aktivis kemanusiaan kapal Mavi Marmara atau memilih dikucilkan di kawasan.
"Sembilan warga Turki tewas tertembus 21 peluru serdadu Israel, kami telah mengirim hasil autopsi yang disertai rekaman dan foto kepada petinggi AS dan Uni Eropa namun mereka enggan mengutuk kebuasan Tel Aviv," tegas Erdogan. (Irib.ir)