1 Sept 2010

Peres: Cabut Kekuatan Militer Negara Palestina

ImageSaat Perdana Menteri Israel bertolak ke Washington untuk menghadiri pembicaraaan baru Timur Tengah, Presiden Shimon Peres pada hari Selasa (31/8) tetap bersikeras bahwa negara Palestina merdeka di masa mendatang harus tidak memiliki kekuatan militer.


Perdana Menteri Benjamin Netnyahu bertolak menuju Amerika Serikat untuk "mewakili Israel dan menerapkan solusi yang disetujui bersama, yakni solusi dua negara, sebuah negara demokrasi, bersatu, tanpa kekuatan militer, yang berdampingan dengan Israel," kata P eres.


Peres, yang akan terbang ke Roma pada Kamis mendatang untuk bertemu Paus Benediktus XVI dan memberitahukan upaya terbaru mengakhiri konflik Israel - Palestina serta mendapatkan perdamaian di kawasan Timur Tengah, membagikan beberapa hal yang akan dia diskusikan dengan paus kepada agensi berita WJC.


Menurut persepsi Peres, solusi satu negara akan jadi hal yang berbahaya, karena jika menilik apa yang terjadi di negara-negara lain di Timur Tengah, hal itu hanya akan menimbulkan konflik internal. Peres menambahkan, solusi tiga negara akan sama bahayanya, karena dari tiga negara, maka yang ada di Gaza akan menjadi "negara terror."


"Solusi lainnya adalah hal yang berbahaya," katanya di hadapan hadirin di pertemuan World Jewish Congress di Yerusalem terjajah.


Israel juga bersikeras bahwa pihaknya akan mengendalikan kawasan-kawasan perbatasan dari negara Palestina di masa mendatang, sedangkan Palestina menginginkan kedaulatan penuh.


Peres menambahkan, "Saya terkesan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyanu menyadari besarnya misi ini, dan saya rasa ia sudah amat siap untuk dihadapkan pada tantangan," kata Peres.


Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas minggu ini secara formal menghidupkan kembali proses negosiasi langsung yang dulu kolaps pada Desember 2008 saat Israel melancarkan pembantaian di Jalur Gaza.


Presiden Mesir, Hosni Mubarak dan Raja Abdullah II dari Yordania juga sedianya menghadiri konferensi di Washington dengan dipandu oleh Presiden AS Barack Obama.


Peres salut kepada Presiden Barack Obama yang dianggap telah meraih pencapaian penting karena berhasil membuat pihak-pihak yang berseteru duduk berunding. "AS telah memainkan peranan kunci dalam menghentikan pembicaraan perantara dan memasuki gerbang pintu negosiasi langsung yang lebih serius," katanya.


Peres menghargai upaya Obama karena dianggap menanamkan investasi diplomatik dalam pembicaraan langsung.


Peres juga berterima kasih kepada Presiden Mesir Hosni Mubarak, yang kata Peres amat dihormatinya. "Mubarak berdiri kokoh layaknya karang di Timur Tengah untuk menghentikan perang regional."


Peres yakin kepergian Mubarak ke Washington akan menjadi faktor utama dalam membantu mencapai perdamaian. Presiden Israel tersebut juga melihat partisipasi Raja Abdullah dari Yordania sebagai sesuatu yang penting.


Yang menyatukan seluruh pemimpin dari Timur Tengah yang akan bertemu di Washington, menurut Peres, adalah keinginan bersama untuk mencapai perdamaian. "Mereka (para pemimpin) tidak dating untuk kehilangan perdamaian, melainkan untuk menciptakan perdamaian."


Meski ada optimism dalam perkembangan ini, Peres menyatakan bahwa atas nama kejujuran intelektual, ia harus mengakui bahwa tidak ada perdana menteri yang berhasil melakukan segala hal yang ingin ia lakukan atau menghindari hal-hal yang tidak ingin ia lakukan "karena tidak ada satu orang pun yang bisa lolos dari kenyataan."


Mengenai Iran, Peres mengatakan, "Kita semua menyaksikan salah satu konfrontasi terbesar di Timur Tengah." Menurutnya, tidak seperti konflik-konflik sebelumnya, hal ini adalah kombinasi dari ideology, agama, dan politik.


Menurut Peres, "Iran berusaha menutupi ambisi mereka dengan melakukan kampanye anti-Israel, tapi Iran berusaha menjadikan Libanon sebagai medan tempur."


"Dengan mengirimkan senjata kepada Libanon dan Hamas, Iran membelah warga Libanon dan Palestina," kata Peres yang menuding Iran sebagai gerakan teroris berbahaya yang menyamarkan diri di balik topeng agama.


Peres menegaskan kembali seruannya untuk menciptakan koalisi dunia melawan Iran, menurutnya, tidak ada yang bisa tidur dengan nyenyak di malam hari saat Iran mengembangkan senjata nuklir, khususnya menilik sikap pemerintah Iran. (Suaramedia.com)

Artikel Terkait

- Reviewer: Asih - ItemReviewed: Peres: Cabut Kekuatan Militer Negara Palestina Deskripsi: Saat Perdana Menteri Israel bertolak ke Washington untuk menghadiri pembicaraaan baru Timur Tengah, Presiden Shimon Peres pada hari Selasa (... Rating: 4.5
◄ Newer Post Older Post ►