Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad menilai bahwa serangan masif AS ke Irak dan Afghanistan merupakan penyebab meluasnya terorisme di Timur Tengah.
Ahmadinejad kemarin (Jumat, 24/9) dalam wawancara dengan Televisi Fox News di sela-sela kehadirannya di Sidang Majelis Umum PBB di New York menyebut invasi militer AS ke kawasan sebagai kekeliruan. "Setelah menyaksikan perang yang dilancarkan AS di Irak dan Afghanistan, dunia pun akhirnya menyadari bahwa perang semacam itu hanya memperluas terorisme dan menjadikan kawasan menjadi tidak aman bagi penghuninya", ungkap Ahmadinejad.
Menyinggung terjadinya pembantaian massal dan ratusan ribu korban di pihak rakyat Irak dan Afghanistan akibat invasi militer AS dengan dalih perang anti-terorisme, presiden Iran itu menegaskan, "Kebijakan keliru AS di Timur Tengah bukan hanya menimbulkan kerugian besar bagi negara-negara regional tetapi juga bagi struktur perekonomian AS".
Mengomentari soal tekanan AS dan Barat terhadap program nuklir sipil Iran, Ahmadinejad menuturkan, "Tekanan itu muncul justru ketika Iran terus melanjutkan kerjasamanya dengan Badan Tenaga Atom Internasional yang hingga kini tergolong memiliki kerjasama yang paling banyak dan bukan seperti rezim zionis yang sama sekali tidak mau bekerjasama".
Lebih lanjut presiden Iran itu menyesalkan langkah AS yang mengalokasikan dana 80 miliar dolar untuk meningkatkan kemampuan bom atomnya. Ahmadinejad menyebut langkah itu sebagai bukti kebijakan standar ganda Washington.
Saat ditanya mengenai prospek hubungan Iran dan AS, Ahmadinejad menjelaskan, "Jika Pemerintahan AS menerima hukum keadilan, kesataraan dan sikap saling menghormati maka akan tercipta kesempatan. Namun jika tetap melanjutkan cara-cara tidak adil dan zalimnya seperti sekarang, maka kondisi yang ada pun tidak akan bisa berubah".