Amerika Serikat (AS) rupanya mulai khawatir melihat sikap Cina yang tidak mengindahkan sanksi anti Iran yang diterapkan Washington. Hal ini dikemukakan oleh Joseph Christoff, ketua badan audit pemerintah AS di bidang urusan luar negeri kepada sebuah komisi parlemen negara ini.
"Cina membuat Amerika khawatir", ungkap Christoff seperti dilaporkan Fars News. Menurutnya sikap Cina yang tidak mengindahkan sanksi AS terhadap Iran dan tindakan Beijing yang terus menanamkan modalnya di Tehran membuat Washington kian khawatir.
"Perusahaan Cina dalam menanam investasi di sektor minyak dan gas Iran bertindak agresif," tandas Christoff. Ditambahkannya, sanksi internasional dan sepihak AS terhadap Iran tidak membuat Cina mundur dari Iran. Kebijakan Beijing terhadap Tehran masih tetap sama, jelas Chistoff.
Jauh sebelum AS dan Uni Eropa menjatuhkan sanksi sepihaknya terhadap Iran, para pengamat Barat memperingatkan bahwa sanksi ini malah memberi kesempatan kepada perusahaan Timur khususnya Asia dan perusahaan menengah dan kecil Iran untuk beraktifitas. Menurut mereka sanksi sepihak ini tidak akan berpengaruh banyak bagi Iran.
Robert Einhorn, penasehat menteri luar negeri AS di bidang pengawasan senjata nuklir mengatakan, Cina sumber kekhawatiran AS. Ia menegaskan, Washington harus menekan Beijing untuk melaksanakan sanksi anti Iran.
"Cina harus dilarang melanjutkan transaksi perdagangannya dengan Iran di saat negara-negara lain menjauhi Iran," tegas Einhorn. AS dan sekutu Baratnya baru-baru ini menerapkan sanksi sepihak terhadap Iran. Sanksi sepihak diluar koridor hukum Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB) ini mendapat reaksi keras dari Cina dan Rusia.
Media-media Barat menyebut larangan investasi di sektor minyak dan gas Iran merupakan bagian vital dari sanksi sepihak AS. Hasil dari tekanan AS terhadap perusahaan Barat selama bertahun-tahun membuat perusahaan ini tidak mendapat tempat di kontrak minyak dan gas Iran. Ruang kosong ini akhirnya dipenuhi oleh perusahaan Asia. (IRIB/Fars/MF/SL) (irib)