Vatikan kembali mengkritik polisi Belgia untuk penggerebekan mereka yang dilakukan dalam mencari bukti adanya pelecehan seks anak yang dilakukan oleh para pastur Katolik, dan menyebut aksi penggerebekan tersebut mirip dengan metode pada era komunis.
Pejabat Vatikan membuat pernyataan itu pada hari Sabtu kemarin (26/6) dalam menanggapi serangan yang dilakukan oleh polisi Belgia pada hari Kamis lalu.
Keuskupan Agung Belgia telah mengumumkan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk melakukan tindakan hukum atas serangan polisi itu, AFP melaporkan.
Pada hari Kamis, polisi Belgia menggerebek rumah dan kantor mantan mantan Uskup Agung Godfried Danneels, mengambil dokumen dan komputer pribadinya. Polisi dan jaksa tidak mengatakan apakah Danneels diduga melakukan penyalahgunaan seksual atau hanya memiliki catatan yang berkaitan dengan tuduhan terhadap orang lain.
Seorang pejabat senior Vatikan mengatakan terkait dengan penahanan uskup itu adalah sesuatu yang serius dan sulit dipercaya dan membandingkannya dengan praktek-praktek rezim komunis.
"Ini sangat keterlaluan dan fakta yang sangat serius," kata Kardinal Tarcisio Bertone, sekretaris negara Vatikan, menyatakan pada hari Sabtu kemarin. Berbicara di sela-sela konferensi di Roma, Bertone juga mengeluh bahwa para uskup menyelenggarakan konferensi selama sembilan jam tanpa makanan atau minuman.
"Tidak ada preseden, bahkan di rezim komunis," kata Bertone, kantor berita Italia melaporkan.
Vatikan telah memanggil Duta Besar Belgia untuk Tahta Suci untuk menyampaikan rasa tidak senang mereka atas sikap polisi Belgia.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor Bertone pada Jumat lalu, Vatikan mengatakan heran dan marah, seperti dilaporkan Associated Press.(eramuslim)