Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan masyarakat internasional tidak boleh menutup mata terhadap kepemilikan senjata nuklir oleh rezim Zionis Israel.
Erdogan, dalam wawancara dengan PBS Charlie Rose Show, menegaskan bahwa Republik Islam Iran telah setuju dengan pertukaran bahan bakar nuklir, menentang senjata nuklir dan menandatangani Traktat Non Proliferasi Nukir (NPT). Dia kembali mengulangi bahwa Israel belum bergabung dengan NPT.
"Israel tidak menerima NPT dan memproduksi bom atom, tapi tidak ada pihak yang menyerukan penjatuhan sanksi terhadap rezim itu. Bagaimana kita bisa menjelaskan hal ini? Jadi, ini bukan dunia yang adil. Kita juga harus melihat ini. Sebagaimana Anda sering memantau Korea Utara, Anda juga harus mengawasi Israel," tandas Erdogan.
Dia juga mengutuk Israel karena menduduki dan membantai bangsa Palestina dengan alasan bohong.
Perdana Menteri Turki mengatakan Israel adalah penghalang utama perdamaian di Timur Tengah.
"Saya telah menanyakan kepada para pejabat Israel, berapa banyak warga Israel yang terbunuh oleh roket Palestina? Jumlah mereka kurang dari jari-jari tangan," tegasnya.
"Anda (Israel) menggunakan bom fosfor, punya senjata pemusnah massal dan menduduki tanah Palestina dengan tank dan artileri," tambahnya.
"Hanya dalam 15 hari, 1.500 orang telah dibantai dan 5.000 lainnya cidera," tulis surat kabar Zaman, Turki mengutip pernyataan Erdogan pada hari Selasa (29/6), merujuk serangan brutal Israel atas Jalur Gaza tahun lalu.
"Apakah ini tanah air Anda (Israel)? Bukan. Sementara di sisi lain, bangsa Palestina berjuang untuk mempertahankan tanah air mereka. PBB juga menyatakan bahwa Israel hanyalah pendatang baru," tambahnya.(irib)