Presiden Amerika Serikat Barack Obama melepas kepergian McChrystal dari posisinya sebagai Panglima Militer Amerika di Afghanistan, menyusul wawancara kontroversialnya dengan majalah Rolling Stone. Obama langsung menunjuk Jenderal David Petraeus menduduki jabatan tertinggi militer Amerika di Afghanistan.
Rabu (23/6) di Rose Garden, Gedung Putih, Obama menyatakan bahwa hal itu hanya perubahan personil bukan perubahan kebijakan. Penunjukan David Petraeus itu oleh Obama itu juga mengandung pesan bahwa Amerika Serikat tidak kekurangan orang-orang seperti McChrystal.
Namun di sisi lain, pengunduran diri McChrystal dinilai sebagai langkah yang cukup tepat untuk mengakhiri friksi yang muncul. Mark Kimmitt misalnya seorang punawirawan brigadir jenderal yang menjabat sebagai asisten menteri luar negeri di bawah George Bush, menilai McChrystal sudah seharusnya mundur. "Ketika Presiden kehilangan kepercayaan pada panglimanya dan kompandan pun tidak dapat bertugas jika ia tidak memiliki kepercayaan dari presiden," katanya.
Namun perhatian kini terpusat pada dengan nasib strategi McChrystal di Afghanistan dan bagaimana akan dijalankan. Perang di Afghanistan, merupakan perang terpanjang dan melelahkan dalam sejarah Amerika Serikat. Selain telah menelan ribuan nyawa tentara Amerika dan segera akan memiliki biaya $1 triliun, perang tersebut belum membuahkan hasil apapun dalam memberantas ekstrimisme di negeri pendudukan tersebut. (irib)
