OTTAWA – Pucuk pimpinan dinas intelijen Kanada mengungkapkan bahwa ada sejumlah menteri kabinet dari dua provinsi yang ada di bawah pengaruh pemerintah asing.
Meski tidak umum bagi pejabat dinas intelijen dan mata-mata berbicara kepada media, Richard Fadden, Direktur Dinas Intelijen Keamanan Kanada (CSIS) membeberkan rincian mengenai dinas tersebut dalam sebuah wawancara dengan CBC.
Dalam wawancara itu, ia mengungkapkan kekhawatiran terkait hubungan dekat yang dikembangkan sejumlah tokoh politik di beberapa provinsi, termasuk British Columbia, dengan negara-negara asing.
Fadden mengatakan para pejabat tersebut, yang juga berada dalam posisi kritis, memutuskan untuk tidak melayani kepentingan Kanada, namun berdasarkan prioritas negara-negara lain.
Ia menduga, para politisi dan menteri kabinet di dua provinsi telah dipengaruhi pemerintah asing.
Pernyataan tersebut dilontarkan saat Kanada mempersiapkan KTT G8 dan G20 yang akan dihelat di negara tersebut pada 25 hingga 27 Juni.
Pakar keamanan nasional Wesley Wark terkejut karena Fadden mengungkapkan tudingan tersebut di hadapan umum. Menurut Wark, pernyataan semacam itu berbahaya karena bisa membuat CSIS dihadapkan pada masalah politik yang penting dan sensitif.
Wark, seorang profesor ilmu politik di University of British Columbia, menyebut pernyataan Fadden sebagai tudingan serius dari sebuah sumber kredibel, sebuah hal yang seharusnya membuat khawatir masyarakat Kanada.
"Bukan urusan CSIS menuding para politisi yang diyakininya sebagai ancaman keamanan nasional," kata Wark.
Pakar keamanan Kanada, Martin Rudner, juga menganggap pemilihan waktu untuk mengungkapkan klaim tersebut mencurigakan. Namun ia berteori bahwa mungkin itu cara CSIS memberitahu politisi atau pejabat yang menjual kepentingan Kanada agar tahu bahwa mereka diawasi mata-mata.
Profesor Norman Ruff dari University of Victoria mengatakan bahwa jika itu memang tujuannya, ada cara-cara yang lebih baik untuk melakukannya.
Fadden telah mengumumkan bahwa para pejabat yang menjadi mata-mata pemerintah asing mengungkapkan hubungan mereka namun ia menambahkan bahwa ada bukti yang menunjukkan mereka telah mengubah kebijakan publik dan berusaha bekerja sama dengan pemerintah asing.
Fadden tidak menyebut nama menteri-menteri kabinet dari dua provinsi tersebut, namun ia mengatakan sejumlah pejabat di British Columbia juga dicurigai.
Para pejabat di British Columbia tidak siap dengan tudingan bahwa ada sebagian dari mereka yang mungkin dipengaruhi pemerintah asing.
Kantor perdana menteri British Columbia mengatakan sang perdana menteri belum bersedia memberikan komentar.
"Kami tidak tahu menahu mengenai masalah ini," kata kantor perdana menteri.
Para pejabat kotapraja di Victoria dan Vancouver tampak terkejut dengan pernyataan Fadden dan menolak memberikan komentar.
Fadden menjabarkan bagaimana beberapa pemerintahan asing mencoba memengaruhi politisi Kanada dengan imbalan perjalanan gratis atau akses kepada kontak bisnis.
Saat hubungan menjadi semakin nyaman, seorang politisi dalam keadaan semacam itu mulai mengambil keputusan yang menguntungkan negara lain, demikian dugaan Fadden.
Fadden tidak menyebut nama negara yang dicurigai terlibat dalam praktik itu, namun dalam wawancara dengan CBC ia merujuk pada pernyataan mantan kepala CSIS, Jim Judd bahwa badan intelijen tersebut menghabiskan setengah dana kontaintelijen untuk mengatasi masalah dengan China.
Ketika ditanya mengenai benar tidaknya China merupakan pemerintah asing yang terlibat, Fadden merujuk pada pemberitaan media mengenai spionase ekonomi di Kanada, ia mengatakan semua itu "tidak sepenuhnya salah."
"Saya yakin negara yang Anda sebutkan juga disebutkan dalam berita-berita itu," kata Fadden kepada pewawancara.
Namun, pada hari Rabu Fadden agaknya menarik kembali ucapannya kepada CBC News tersebut.
Dalam sebuah konferensi pers, Fadden mengatakan, "Konteks laporan khusus CBC mengenai CSIS menimbulkan kekhawatiran mengenai campur tangan asing di Kanada."
"CSIS telah melakukan investigasi dan melaporkan mengenai ancaman semacam itu selama bertahun-tahun. Campur tangan asing adalah hal yang umum di banyak negara di dunia dan telah terjadi selama bertahun-tahun.
"Saya belum memberitahu Dewan Penasihat mengenai kasus-kasus yang saya sebutkan dalam wawancara di CBC. Saat ini, CSIS masih belum menganggap kasus ini sebagai kekhawatiran penting untuk mendapatkan perhatian dari otoritas provinsi.
"Tidak ada komentar lebih lanjut mengenai masalah operasional ini," katanya. (dn/pv/cbc)