Dushanbe, kamis - Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menolak resolusi sanksi keempat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa atas program nuklirnya. Iran menyatakan, sanksi itu tidak akan menghentikan aktivitas pengayaan uraniumnya.
”Sanksi itu tidak berharga sepeser pun bagi bangsa Iran,” kata Ahmadinejad saat berada di ibu kota Tajikistan, Dushanbe, seperti dikutip kantor berita Iran, ISNA, Kamis (10/6). Dia menyebut sanksi itu seperti lalat yang menjengkelkan dan tisu bekas pakai yang harus dibuang.
Dewan Keamanan PBB, Rabu, meloloskan resolusi sanksi keempat atas Iran dengan suara 12:2. Sebanyak 12 anggota DK PBB mendukung, termasuk lima anggota tetap DK PBB. Adapun Turki dan Brasil memilih tidak dan Lebanon abstain.
Sanksi terbaru itu melarang Iran membeli sejumlah kategori senjata berat, seperti helikopter tempur dan rudal. Iran dilarang melakukan aktivitas sensitif, seperti penambangan uranium.
Resolusi itu mengesahkan negara-negara untuk melakukan inspeksi kargo atas kapal-kapal yang diduga membawa barang-barang terlarang bagi Iran. Sebanyak 40 perusahaan dan organisasi serta satu individu ditambahkan dalam daftar hitam yang dikenai pembekuan aset dan larangan perjalanan.
Utusan Iran untuk PBB Mohammad Khazaee menuding AS, Inggris, dan sekutu-sekutu mereka menyalahgunakan DK PBB untuk menyerang Iran. ”Tidak ada tekanan atau sanksi apa pun yang mampu mematahkan tekad bangsa kami untuk mengejar dan mempertahankan hal yang legal dan tidak terhindarkan,” katanya.
Iran kembali menegaskan bahwa program nuklir dilakukan untuk tujuan damai. Negara-negara Barat menuding Iran bermaksud memproduksi senjata nuklir melalui program tersebut.
Tiga sanksi sebelumnya memang mencederai perekonomian Iran, tetap gagal membuat pemimpin Iran menghentikan program nuklir atau kembali ke meja perundingan. Analis mengatakan, sanksi keempat itu pun tidak akan membuat Iran tunduk.
Presiden AS Barack Obama menyebut sanksi itu merupakan sanksi terberat yang pernah dihadapi Iran. Dia mengatakan, pintu diplomasi tetap terbuka, tetapi Iran akan lebih terisolasi, kurang makmur, dan kurang aman kecuali Iran memenuhi kewajiban di bawah Traktat Nonproliferasi Nuklir (NPT).
Menteri Luar Negeri Inggris, China, Perancis, Rusia, AS, dan Jerman dalam pernyataan bersama menegaskan pendekatan dua jalur, yaitu tekanan bersama negosiasi, tetap berlaku.
Incar minyak
China dan Rusia, dua sekutu dekat Iran, kini berupaya untuk meredakan situasi yang memanas pasca-dijatuhkannya sanksi tersebut. Dukungan dari kedua negara itu diperoleh setelah negosiasi selama sekitar lima bulan untuk melunakkan sanksi. Semula negara-negara Barat mengincar industri minyak Iran, tetapi ditolak China dan Rusia.
Utusan China untuk PBB Li Baodong mengatakan, sanksi itu dimaksudkan untuk membuat Iran memenuhi kewajiban di bawah NPT. Sanksi itu tidak akan memengaruhi kehidupan normal rakyat Iran atau mengancam aktivitas perdagangan Iran.
”Jelas bahwa sanksi tidak akan dengan sendirinya menyelesaikan persoalan program nuklir Iran. Upaya kami bertujuan memberikan dorongan untuk penyelesaian politik dan diplomatik atas isu tersebut,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia.
Pernyataan itu menyebutkan, resolusi DK PBB tidak berisi sanksi yang mencekik atau melumpuhkan Iran serta mengenyampingkan penggunaan kekuatan militer. Rusia juga memperingatkan sanksi sepihak oleh negara-negara lain terhadap Iran tidak bisa diterima.
”Bagi kami, upaya untuk bertindak lebih jauh dari resolusi DK PBB tidak dapat diterima,” sebut pernyataan itu.
Di Moskwa, kantor berita ITAR-TASS melaporkan bahwa Ahmadinejad tidak akan ambil bagian dalam pertemuan puncak Organisasi Kerja Sama Shanghai di Uzbekistan. Ahmadinejad juga dijadwalkan mengunjungi World Expo di Shanghai pada pekan ini, tetapi dia tidak akan bertemu atau mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin China. (ap/afp/reuters/fro)
sumber:kompas