Sanksi DK PBB keempat kepada Iran, lewat Resolusi No 1929, sekaligus menunjukkan kekuasaan Barat yang dimotori AS. Meski demikian, Resolusi 1929 itu jauh lebih lunak ketimbang usulan awal AS.
Akan tetapi, media-media Barat menuliskan, sanksi dalam resolusi itu bukanlah ”hukuman-hukuman yang melumpuhkan”, sebagaimana dikatakan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton.
Sanksi-sanksi baru itu tidak memengaruhi ekspor minyak Iran, yang merupakan darah kehidupan ekonomi Iran. AS yang berupaya menghukum dari sisi ini tak kuasa melawan keberatan Rusia dan China, yang juga menolak larangan terhadap impor bahan bakar karena itu akan membuat rakyat Iran menderita.
Rusia dan China yang berteman baik dengan Iran melunakkan sanksi-sanksi keuangan dan pelayaran yang lebih keras, yang diajukan AS dan sekutu-sekutunya.
Dengan enteng Duta Besar China untuk PBB Li Baodong, Rabu (9/6), mengatakan, voting di DK PBB mengenai sanksi baru itu ditujukan untuk menghentikan nonproliferasi dan tidak akan memengaruhi kehidupan normal rakyat Iran maupun menghambat aktivitas perdagangan yang normal. ”Fakta bahwa DK PBB meloloskan resolusi itu tidak berarti pintu untuk upaya-upaya diplomasi telah ditutup,” tambahnya.
Wakil Presiden di Dewan Hubungan Luar Negeri AS James Lindsay mengatakan, meski lolosnya resolusi memberikan Obama kemenangan diplomasi, sanksi-sanksi itu tidak akan menghentikan program nuklir Iran.
Sia-siakan kesempatan
Dengan sanksi itu, jelas terlihat pula wujud ketidakadilan Barat yang sangat telanjang. Presiden Venezuela Hugo Chavez dengan keras mengecam resolusi baru itu. ”Pembunuhan massal Israel tidak dijatuhi hukuman lewat resolusi. PBB malah bertindak seolah-olah tidak terjadi apa-apa,” tegasnya.
Dibandingkan krisis di Jalur Gaza yang menewaskan ribuan warga, AS dan sekutu-sekutunya serta PBB gagal menjatuhkan sanksi terhadap Israel.
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, yang menolak dengan tegas sanksi-sanksi baru untuk Iran, mengatakan, ”Para pendukung resolusi telah membuang kesempatan bersejarah untuk melakukan negosiasi damai terkait program nuklir Iran.”
Lula menilai, sanksi-sanksi baru PBB itu sebagai sebuah kesalahan. ”Dilakukan hanya untuk memuaskan dengki.”
Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan, resolusi baru itu seperti tisu bekas yang harus dibuang ke tempat sampah.
Chavez memuji ucapan Ahmadinejad. ”Pernyataan yang bagus, kawan. Memang tidak berharga sama sekali,” ujarnya dikutip Press-TV. (AP/AFP/OKI)
sumber: kompas