22 Jun 2010

AS Penyebab Berkembangnya Teroris Pakistan

ImageWASHINGTON – Pakistan belum menghentikan kebiasaan mengadili para pemberontaknya, dan jaringan ekstrimis dengan ikatan yang sebelumnya ataupun sekarang pada pemerintah menunjukkan sebuah resiko yang signifikan bagi AS dan pemerintah terpilih Pakistan sendiri, sebuah studi baru menyimpulkan.



Sebuah peningkatan jumlah komplotan teroris di AS berakar di Pakistan bercabang dari sebuah strategi yang tidak berhasil oleh pemerintah yang didukung AS di Pakistan untuk menumpulkan pengaruh kelompok militan di negara tersebut, laporan oleh perusahaan RAND mengatakan.


Laporan tersebut dikeluarkan pada Senin mengatakan bahwa beberapa serangan yang terjadi adalah contoh bagaimana kelompok militan, yang beberapa dengan dukungan pemerintah bayangan, dapat meningkatkan ekspor terorisme jauh di balik perbatasan negara.


AS tidak mendapati uangnya cukup sepadan bagi milyaran yang diapakai untuk perjanjian bantuan yang secara strategis bertempat di negara tersebut, negara bersenjatakan nuklir, laporan tersebut menyimpulkan.


AS seharusnya menahan beberapa bantuan sampai Pakistan membuat "perkembangan yang dapat dilihat," penulis laporan tersebut, Seth Jones dari RAND dan C. Christine Fair dari Universitas Georgetown menulis.


RAND adalah sebuah kelompok studi non keuntungan yang disewa oleh Pentagon. Laporan tersebut dibuat oleh sebuah divisi RAND yang menerima pendanaan Pentagon, namun tidak secara spesifik ditugaskan oleh pemerintah.


Para penulis tersebut memetakkan dukungan pemerintah yang lama atau toleransi dari beberapa kelompok perlawanan di daerah perbatasan dekat Afghanistan.


Laporan tersebut mengatakan bahwa AS telah memiliki keberhasian yang terbatas dalam mendorong Pakistan untuk memutus ikatan dengan ekstrimis, sementara tentara Pakistan telah memiliki keberhasilan yang terbatas dalam serangkaian kampanye militer terhadap jaringan ekstrimis selama setahun terakhir.


Laporan tersebut memeriksa bagaimana Pakistan telah memperjauh tujuan-tujuan AS dalam berburu beberapa militan dan terkadang dalam waktu yang bersamaan menyepelekan kepentingan AS.


Laporan tersebut mencatat, ketika para pemimpin AS telah selesai, sentimen anti-Amerika tersebut meninggi di Pakistan, sementara dukungan untuk kampanye pemerintah melawan militan merendah. Terdapat kecurigaan yang bertahan lama diantara para pemimpin pemerintah yang mana AS memiliki motif-motif tersembunyi atau tidak tulus dalam menawarkan bantuan.


AS seharusnya mengurangi ketergantungannya pada Pakistan dimana pun negara tersebut bisa, laporan tersebut menyimpukan, seperti mencari alternatif rute darat tambahan untuk menyuplai kembali perang di Afghanistan.


Alternatif semacam itu akan menjadi rute yang melaluui Iran, laporan tersebut mengatakan.


Sebuah laporan juga menyebutkan bahwa Pakistan kemungkinan besar akan menjadi sebuah negara yang lebih relijius dan semakin anti-Amerika dalam beberapa tahun ke depan, memperumit upaya AS untuk memperoleh dukungan menghadapi Taliban.


Laporan yang meneliti situasi Pakistan dalam rentang waktu antara satu hingga tiga tahun itu menyingkirkan kemungkinan pengambilalihan oleh Taliban atau kemungkinannya menjadi failed state pertama di dunia yang memiliki nuklir.


Iran dan AS tidak memiliki ikatan diplomatik dan sebuah catatan dari tiga dekade hubungan antagonis. Kerjasama satu kali yang mejanjikan setelah invasi AS di Afghanistan yang gagal pada 2001.(suaramedia)