Jurubicara Keamanan Nasional Jalur Gaza, Sayyid Abu Shamala, menyatakan bahwa serangan udara, darat dan laut Rezim Zonis Israel ke Jalur Gaza bertujuan mencegah masuknya konvoi kapal bantuan kemanusiaan ke kawasan ini.
Abu Shamala dalam wawancaranya dengan Televisi Al-Alam, hari Sabtu (29/5), memperingatkan bahwa jika Rezim Zionis Israel tetap nekad menghalangi masuknya konvoi kapal bantuan ke Gaza, maka akan terjadi krisis hubungan antara Israel dan negara-negara yang berpartisipasi dalam konvoi ini. Ia juga menegaskan, "Hal ini tentunya berdampak buruk sekali bagi Tel Aviv."
Menurut Abu Shamala, jet-jet tempur F-16 milik Zionis Israel Jumat malam dan Sabtu pagi melancarkan serangan dengan target bandara internasional Gaza dan target-target sipil lainnya.
"Jet-jet itu juga menyerang pabrik besi di kawasan Al-Zaitun, Gaza tengah dan sejumlah kawasan lainnya di Gaza utara, " jelas Abu Shamala.
Adapun serangan laut Zionis Israel menarget para buruh di pelabuhan Gaza yang tengah mempersiapkan acara penyambutan atas kedatangan konvoi kapal bantuan kemanusiaan. Abu Shamala mengatakan, "Sejumlah kapal Zionis Israel memuntahkan tembakan ke arah pelabuhan Jalur Gaza."
Lebih lanjut Abu Shamala mengatakan, "Dari darat, sejumlah personel militer Israel berupaya menembus perbatasan Jalur Gaza. Akan tetapi upaya itu gagal karena para pejuang Palestina siaga penuh sepanjang perbatasan."
Jubir Keamanan Nasional Gaza seraya menyinggung bahwa bangsa Palestina tidak akan pernah gentar, mengatakan, "Semua tekanan ini malah justeru memperkokoh tekad dan kegigihan bangsa ini atas aksi blokade."
Berdasarkan laporan tersebut, 17 warga Palestina termasuk anak-anak dan perempuan, terluka akibat serangan Jumat malam dan Sabtu pagi. Abu Shamala mengatakan, "Anak-anak dan perempuan yang tengah tidur menjadi sasaran serangan jet-jet tempur Zionis Israel."(irib)