LONDON – Seorang cendekiawan Islam di Glasgow, Skotlandia, mengatakan pada pemuda Muslim Inggris dengan keturunan India untuk menikahi wanita yang lahir di Skotlandia daripada “mengimpor” istri dari India dan Pakistan.
Orangtua dari anak-anak Asia yang lahir dan dibesarkan di Inggris memilih untuk “mengimpor” istri dari India dan Pakistan dengan asumsi bahwa mereka lebih berbudaya dan akan menjadi istri yang lebih baik daripada wanita Asia yang lahir dan dibesarkan dengan nilai-nilai Barat di Inggris.
Hasilnya, banyak wanita muda Asia yang “tidak laku” karena para pemuda Asia dan keluarga mereka seringkali memaksa menikahi wanita dari India dan Pakistan.
Persoalan ini terbukti ada di semua agama dalam komunitas Asia, tapi untuk pertama kalinya seorang cendekiawan Islam turut campur dan meminta para pemuda Muslim untuk memilih pasangan mereka dari Skotlandia.
Acara-acara perjodohan Islami telah diadakan untuk berusaha mengatasi situasi itu, tapi keseimbangan sangat berat ke arah kaum wanita sehingga hanya sedikit pernikahan yang dihasilkan dari acara-acara itu.
Shaykh Jamil, seorang cendekiawan Islam yang mendirikan layanan konseling keluarga, Unity Family Service, mengatakan, “Situasinya berada pada tingkat kritis. Banyak wanita berpendidikan baik di seluruh negeri yang ingin menikah tapi tidak dapat menemukan pasangan yang tepat.”
“Ada kekurangan akut untuk pilihan pria yang sesuai dan mereka yang tersedia akan menikah di kampung halamannya. Konsekuensinya, ini memicu banyak wanita untuk dengan enggan membawa seseorang dari Asia Selatan ke sini dan itu bisa menimbulkan masalah.”
“Mengimpor istri yang tidak bisa berbahasa Inggris memiliki implikasi bagi integrasi mereka dengan masyarakat Inggris,” ujarnya.
Jamil mengatakan, “Pria-pria yang datang ke sini memiliki mentalitas yang berbeda dan tidak terbiasa melihat wanita bekerja atau memiliki kehidupan di luar rumah.”
“Lebih masuk akal untuk menikahi seseorang di Inggris karena kedua pihak akan bisa berbicara bahasa Inggris dan familiar dengan kebudayaan Inggris. Ini juga akan mempermudah dalam membesarkan anak.”
Pernikahan dengan perjodohan seringkali difasilitasi oleh jaringan kontak jodoh wanita tak resmi yang disebut Aunty Gees. Shaaista Yousaf adalah satu dari para wanita itu dan dia telah mengatur banyak pernikahan selama lebih dari satu dekade. Saat ini dia mengetahui 30 pria bujangan dan 80 wanita bujangan.
Dia menjelaskan, “Ada para ibu yang bersikeras agar putrinya hanya menikahi kasta tertentu. Mereka tidak suka jika putri-putrinya menikahi kasta luar. Isu semacam itu otomatis mempersempit pilihan mereka.
“Ada juga para gadis yang tidak siap tinggal bersama mertua. Mereka menginginkan rumah sendiri, privasi sendiri. Gadis-gadis yang dibawa dari Pakistan tahu bagaimana hidup dengan keluarga besar dan politik keluarga yang ditimbulkan dari hal itu. Gadis-gadis di sini tidak terbiasa dengan itu.”
Naseem Khan, yang mengorganisir pernikahan Muslim di Glasgow selama lima tahun, mengatakan karakter generasi muda berubah, mereka menginginkan hal-hal yang berbeda dari suatu hubungan.
Dia mengatakan, “Ibu kami datang kemari dan membawa bagasi budaya yang membuat mereka dapat menikahkan sang putri dengan sebuah keluarga, dari kasta yang sama atau seseorang yang telah mereka janjikan ketika masih di Pakistan.”
“Karakter seperti itu tidak lazim di kalangan saya dan teman-teman saya. Kami lebih fleksibel.”
sumber: suaramedia